Badaruddin, Mohammad and Eka Risano, A. Yudi and Suudi, Ahmad (2016) IbM Peningkatan Produktifitas Kakao Melalui Rancang Bangun Tungku Biomassa Hemat Bahan Bakar. LPPM UNILA. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
Laporan_Akhir_IbM_2016_Mohammad Badaruddin_Universitas Lampung_complete.pdf

Download (6MB) | Preview

Abstract

Sekitar 820 KK penduduk desa Wiyono kab. Pesawaran terdiri dusun Waylinti 450 KK dan 370 KK dusun Waylayap sebagian besar memiliki lahan dengan pohon kakao 20 batang. Secara keseluruhan Kabupaten Pesawaran memiliki potensi unggulan di bidang Perkebunan Tanaman Kakao dengan luas 9,023 Ha, yang memberikan hasil kakao sejumlah 2,969 Ton per tahun. Sejumlah petani kakao di desa Wiyono, mengembangkan sistem pengeringan dengan menggunakan tungku pengering bahan bakar kayu, untuk meningkatkan produksi kakao dari hasil perkebunan mereka. Harga jual biji kakao dengan kadar air sekitar 10-12% adalah Rp, 20,000/kg. Namun apabila kadar air biji kakao sekitar 7-8%, harga jualnya lebih tinggi sekitar Rp. 3,000-5,000/kg. Pengeringan melalui tungku buatan sendiri lebih menguntungkan daripada pengeringan melalui penjemuran matahari, biji kakao lebih tahan terhadap pembusukan dan tidak tergantung oleh cuaca. Alat pengering kakao para petani rata-rata menghabiskan kayu bakar sekitar 100 kg untuk menghasilkan berat kotor biji kakao 0.3 ton dalam setiap kali proses pengeringan selama 25-36 jam/minggu. Hasil pengujian unjuk kerja tungku konvensional menunjukkan bahwa desain sistem pembakaran dan transfer panas ke ruang pemanasan (oven) belum optimal karena banyak panas yang keluar melalui ruang pembakaran. Usia pakai drum baja hanya bertahan 11.5 tahun karena mengalami kebocoran/kerusakan akibat korosi temperatur tinggi. Selain itu juga desain ruang pemanasan (oven) yang tidak tepat dalam pemilihan bahan isolator panas, menyebabkan panas dalam ruangan diserap oleh material pada dinding ruangan, sehingga temperatur ruangan yang diinginkan berkisar antara 7080 °C tidak tercapai. Sebuah tungku pengering kakao baru dirancang dan dibangun untuk kapasitas pengeringan kakao 0.5 ton/hari dilengkapi dengan ruang bakar dan penampungan abu. Efisiensi termal tungku pengering modifikasi meningkatkan sebesar 23.78% dibanding tungku lama. Penurunan emesi gas buang CO2 sebesar 2.94 ton pertahun. Sedangkan biaya modal pengembalian pembuatan tungku modfikasi diperoleh setelah 3.5 tahun pemakaian tungku dengan usia pakai tungku selama 10 tahun.

Item Type: Other
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Fakultas Teknik (FT) > Prodi Teknik Mesin
Depositing User: MOHAMMAD B
Date Deposited: 19 Mar 2020 01:05
Last Modified: 19 Mar 2020 01:05
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/18795

Actions (login required)

View Item View Item