Wardono, Herry and Badaruddin, Mohammad and Simparmin, Br Ginting (2018) Peningkatan Produksi Gula Merah UKM Desa Purworejo Kecamatan Negerikaton, Kabupaten Pesawaran Melalui Desain dan Rancang Bangun Tungku Biomassa Hemat Bahan Bakar. LPPM UNILA. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
Laporan Akhir_Herry Wardono_PKM 2018 Universitas Lampung upld.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Saat ini industri makanan olahan berbahan dasar singkong, kedelai dan jagung merupakan produk andalan industri rumah tangga di kabupaten Pringsewu, yang menjadi sumber utama produksi untuk oleh-oleh khas Lampung. Salah satu industri terbanyaknya yaitu industri kerupuk lempit.Usaha produksi kerupuk lempit merupakan sumber penghasilan utama masyarakat di kelurahan Pringsewu Utara. Tungku penggorengan kerupuk lempit masyarakat masih konvensional karena dibuat dari bata-tanah liat dengan masa usia pakai yang pendek. Hal ini disebabkan oleh panas yang berasal dari hasil pembakaran solar atau kayu bakar yang menyebabkan dinding tungku mudah retak dan pecah. Oleh karena itu, modifikasi dan desain ulang tungku yang berbahan dasar bata tahan api perlu dibuat kembali untuk mengatasi permasalahan tersebut. Tungku bata api SK32 pada IbM 2017 ini dibuat yang berbahan bakar solar dan kayu bakar, sesuai keinginan kedua Mitra. Bentuk kedua tungku ini sedikit berbeda, dan dilengkapi pengering yang memanfaatkan panas gas buang. Tungku penggorengan bata api ini intinya dikerjakan melalui beberapa tahapan. Tahapan dimaksud yaitu pembuatan pondasi tungku, pemasangan bata api SK32 untuk ruang bakar utama dilanjutkan dengan pemasangan bata api SK32 untuk ruang bakar suplai. Perekatan antar bata api menggunakan campuran mortar-sodium silikat dengan komposisi tertentu sehingga menjadi adonan yang sedikit kenyal. Setelah direkatkan ke antar bata api, perekat mortar-sodium silikat ini harus dipanaskan, bisa menggunakan panas dari gas torch atau panas dari membakar kayu. Tahapan selanjutnya membuat dinding luar dari bata merah, dan diberi celah antar bata api dan bata merah. Celah ini ditujukan sebagai isolator heat losses (untuk mengurangi rugi panas). Selanjutnya tinggal proses finishing dan perapian, serta pengecatan, juga pembuatan saluran buang dan bak pengeringan bahan dasar kerupuk lempit. Tungku penggorengan bata api berbahan bakar solar memerlukan waktu 13,60 menit untuk mendidihkan air hingga 98,5 oC, dan tungku lama sebesar 17,07 detik (lebih cepat dan hemat 20,31%). Jumlah penggorengan menggunakan tungku bata api bahan bakar solar sebanyak 9 kali, sedangkan tungku lama hanya 8 kali. Akan tetapi bukaan katup kompor gas solar menggunakan tungku bata api lebih kecil 2,5 kali dibanding tungku lama. Dengan demikian, tungku penggorengan bata api jauh lebih hemat konsumsi bahan bakar solar. Sementara itu, jumlah penggorengan menggunakan tungku bata api bahan bakar kayu bakar sebanyak 8 kali, sedangkan tungku lama hanya 5 kali (hemat 37,5%). Tungku bata api SK32 jauh lebih kokoh dan lebih handal, serta diperkirakan mampu bertahan hingga di atas 10 tahun. Masyarakat telah mampu membuat dan merawat tungku bata api SK32 ini, sehingga transfer ilmu dan teknologi pembuatan tungku bata api hemat konsumsi bahan bakar berjalan dengan baik dan lancar.

Item Type: Other
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Depositing User: MOHAMMAD B
Date Deposited: 19 Mar 2020 01:04
Last Modified: 19 Mar 2020 01:04
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/18793

Actions (login required)

View Item View Item