Wardono, Herry and Badaruddin, Mohammad and Simparmin, Br Ginting (2017) IbM Peningkatan Produksi Kerupuk Lempit di Kelurahan Pringsewu Utara Kabupaten Pringsewu: Modifikasi Tungku Double Burner dan Pemanfaatan Gas Sisa Pembakaran Untuk Pengeringan Bahan Dasar Kerupuk. LPPM UNILA. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
0 Laporan_akhir IbM2017 Lempit HerryW dari SimlitabmasNG OK.pdf

Download (4MB) | Preview

Abstract

Desa Purworejo kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung adalah sebuah desa yang terletak 50 m di atas permukaan laut dan berjarak ± 28 km dari Universitas Lampung. Di dalam dan sekitar desa Purworejo saat ini terdapat sekitar 25 industri rumah tangga yang memproduksi Gula Merah (gula kelapa), dengan skala produksi yang bervariasi. Dari hasil survei yang telah dilakukan Tim Pelaksana diperoleh data bahwa usaha pembuatan gula kelapa ini merupakan sumber penghasilan utama, disamping beternak dan persawahan. Rata-rata para pembuat gula kelapa memperoleh bahan baku (nira) dari pohon kelapa hibrida milik orang lain yang mereka sewa pertahun. Proses pemasakan nira menjadi gula kelapa sebanyak 105 hingga 120 liter membutuhkan waktu sekitar 4 hingga 5 jam, dengan gula merah yang diproduksi sebanyak 18 hingga 20 kg. Dalam proses produksinya, digunakan kayu sebagai bahan bakar untuk memanaskan Nira yang merupakan bahan pokok pembuatan Gula Kelapa. Pengeluaran yang cukup besar ada pada kayu bakar yang digunakan, yaitu mencapai seperempatnya. Disamping permasalahan mahalnya harga bahan bakar (kayu bakar), ketersediaan kayu bakar ini tidaklah selalu mencukupi, sehingga menimbulkan suatu permasalahan saat terjadi kelangkaan. Masalah lain yang tidak kalah pentingnya, yang kurang menjadi perhatian masyarakat adalah polusi udara dan kebersihan lingkungan di sekitar area kerja. Area kerja masih berlantaikan tanah, asap hasil pembakaran kayu bakar dibuang secara alami ke udara (tanpa diberikan perlakuan terhadap reduksi emisi yang membahayakan kesehatan dan tingkat kecerdasan), dan area abu sisa pembakaran yang masih alami, sehingga menyulitkan untuk proses pembersihan. Faktor lain yang juga merupakan kendala di masyarakat adalah masih rendahnya harga gula merah di pasaran, sekalipun produk gula kelapa yang dihasilkan dapat langsung terjual secara cepat. Penjual yang dilakukan masyarakat pembuat gula kelapa masih monoton, dijual kepada para Pengepul (Juragan gula kelapa di Desa Purworejo). Oleh karena itu, pengenalan teknologi pembuatan tungku pemasakan yang efektif, ekonomis, dan ramah lingkungan dirasa sangat perlu diberikan kepada Masyarakat Pembuat Gula Kelapa penduduk Desa Purworejo Kecamatan Negerikaton Kabupaten Pesawaran Propinsi Lampung. Disamping itu, peningkatan kualitas produk, diversifikasi produk, dan kemasan produk, serta sistem pemasaran juga sangat perlu dilakukan. Hal ini semua ditujukan untuk meningkatkan penghasilan masyarakat Pembuat Gula Kelapa tersebut. Selain itu, tungku masak gula kelapa yang selama ini dibuat masyarakat sangat tidak kokoh, sehingga mudah retak dan setiap tahunnya perlu perbaikan, bahkan dibongkar dan dibuat ulang, pemborosan waktu, tenaga, dan biaya. Tungku baru gula kelapa ini dibuat dari Bata api SK32 yang dibuatkan celah heat losses isolator, lalu dilapisi batu bata merah di bagian luar agar kondisi di sekitar tungku baru SK32 tidak panas, nyaman bagi Mitra saat bekerja/ memproduksi gula kelapa. Proses pembuatan memerlukan ketrampilan khusus, namun mudah dipahami masyarakat setelah diberikan sosialisasi. Penyambungan batu tahan api menggunakan perekat (mortar dan sodium silikat), dan setelah proses penyambungan harus dipanasi, agar perekatnya mengering. Setelah perekatnya mengering, maka tungku batu tahan api ini menjadi jauh sangat kokoh dibanding tungku masyarakat selama ini. Dinding batu tahan api tobong I bagian depan sebaiknya dibuat miring ke arah tobong II, agar memperbesar turbulensi saat mendidih, sehingga proses penguapan air lebih cepat berlangsung. Dari hasil pengujian diperoleh bahwa Tungku Bata Api SK32 mampu menghemat kayu bakar sebesar 14,29% hingga 23,08%, dan waktu masak lebih singkat 29,09% hingga 37,04%. Waktu masak gula merah dapat dipersingkat dengan upaya memperbesar diameter cerobong asap keluar atau dengan menambah jumlah cerobong. Selain mengajarkan cara pembuatan tungku bata api SK32, pada PKM ini juga diajarkan cara pembuatan produk diversifikasi dari gula kelapa ini yaitu pembuatan Gula Semut dan Jahe Merah Bubuk. Akhirnya Mitra saat ini telah mampu membuat tungku bata api SK32 berikut cara perawatannya, juga telah mampu membuat produk gula semut dan jahe merah bubuk.

Item Type: Other
Subjects: T Technology > TJ Mechanical engineering and machinery
Divisions: Fakultas Teknik (FT) > Prodi Teknik Mesin
Depositing User: MOHAMMAD B
Date Deposited: 19 Mar 2020 01:04
Last Modified: 19 Mar 2020 01:04
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/18792

Actions (login required)

View Item View Item