Hidayatullah, Riyan (2024) Ontologi Musik dan Pendidikan. Graha Ilmu, Yogyakarta. ISBN 978-623-376-581-7
Text
buku_merged.pdf Download (1MB) |
Abstract
Pembahasan tentang ontologi menyimpan banyak persepsi, misalnya dalam jazz, ontologinya adalah spontanitas dan improvisasi. Karena umumnya musik jazz sudah dikenal dengan pemahaman seperti itu. Musik rock pasti dipersepsikan sebagai musik keras, cepat, dan penuh dengan semangat, inilah ontologinya. Pada titik ini ontologi dipahami sebagai ciri khas, karakter, atau nilai yang membedakan satu jenis musik dengan yang lainnya. Ontologi menjadi simbol yang mewakili praktik musik begitupun dengan masyarakatnya. Musik sebagai sebuah peristiwa bunyi menyimpan banyak hal-hal yang bersifat mekanistis. Misalnya bunyi dipandang dari sudut pandang sonifikasi yang—setidaknya—melibatkan dua istilah, yakni amplitudo dan frekuensi. Amplitudo berhubungan dengan keras dan lembutnya bunyi yang dihasilkan, sedangkan frekuensi berkaitan dengan tinggi rendahnya nada (pitch). Peristiwa bunyi ini perlu dijelaskan dan disajikan secara langsung agar pemahaman tentang proses mekanik musik menjadi lengkap. Pada tatanan yang lebih luas lagi, musik berkaitan dengan berbagai topik mendasar, seperti kreativitas, keterampilan, teori, bentuk pertunjukan, proses Pendidikan, dan sebagainya. Pembaca perlu mengetahui bahwa hal-hal tersebut umumnya dijadikan bahan diskusi seputar musik. Mempelajari musik artinya ikut belajar menyadari keberadaan musik yang sesungguhnya. Musik bukan sekadar susunan nada atau melodi, bukan juga sekadar diskusi tentang teori yang berkaitan dengan notasi. Musik lebih dalam dari daripada hal itu, bahkan memiliki ikatan interkoneksi yang sangat luas antar disiplin ilmu. Keberadaan musik selama ini hanya dilihat dari lapisan paling luar saja, sehingga persoalan yang sangat esensial cenderung terlewatkan. Ketika seorang guru musik mengajarkan tentang cara bernyanyi atau mengajarkan notasi, sesungguhnya dia sedang menerapkan musik bukan memberikan pemahaman tentang musik. Memberikan pemahaman tentang musik dapat juga dimulai dari proses yang sederhana, seperti menjelaskan musik sebagai peristiwa bunyi. Dalam pemahaman semacam ini musik akan dipahami lebih luas dan tidak terikat pada definisi yang sempit. Jika diartikan kalau musik adalah sebuah susunan nada-nada yang teratur, maka ketidakteraturan bunyi bisa jadi bukan termasuk musik. Padahal, ini akan menjadi polemik manakala definisi musik diungkapkan terlalu sempit. Tentu saja hal-hal semacam ini perlu dijelaskan secara lengkap, bukan pada siswa sekolah dasar yang baru belajar memahami musik. Ontologi musik bisa juga dipandang sebagai hal-hal yang berkaitan dengan metafisik, kondisi identitas, dan kategorisasi metafisiknya. Karya musik, misalnya, bisa dipandang sebagai sesuatu yang nyata atau bisa menjadi sangat abstrak. Bentuk musik atau sajian musik terlihat sangat jelas manakala ikut menyajikan pemain di atas panggung atau menampilkan komposisi dalam bentuk notasi. Sebaliknya, musik bisa sangat abstrak manakala hanya diterima sebagai bunyi tanpa melibatkan hal-hal yang berhubungan dengan kebendaan. Dalam mengkaji musik, dualitas semacam ini perlu dipersatukan. Karena tidak mungkin membahas musik hanya pada satu aspek saja. Selain berkaitan dengan peristiwa bunyi, musik juga memiliki konsekuensi terhadap berbagai materi pendukungnya. Misalnya bermula tentang bagaimana musik bisa diciptakan dan berkembang hingga sekarang. Berbagai metode untuk mempelajari musik kemudian muncul sebagai bentuk dari pemikiran epistemologis. Kemudian teori-teori musik mulai dicptakan untuk kepentingan pembelajaran musik. Teori-teori musik juga mengkaji tentang cara mengembangkan keterampilan bermain alat musik serta melakukan riset-riset seputar musik. Musik berubah menjadi sebuah bidang ilmu yang melahirkan berbagai disiplin turunannya. Bidang kajian musikologi akhirnya menjadi semacam ‘tools’ untuk mendalami musik hingga ke akarnya. Eksistensi musik juga didukung oleh keberlangsungan subjek dan pertunjukannya. Tanpa adanya praktik dan peristiwa musikal semacam itu, musik sulit untuk berkembang dan bertahan. Musik harus diperbincangkan, dimainkan, disajikan, hingga membawa manfaat bagi para pelakunya. Inilah yang akan mempertahankan musik.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | L Education > L Education (General) L Education > LT Textbooks M Music and Books on Music > M Music M Music and Books on Music > ML Literature of music M Music and Books on Music > MT Musical instruction and study |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) > Prodi Pendidikan Seni Drama, Tari dan Musik |
Depositing User: | Riyan Hidayatullah |
Date Deposited: | 20 Dec 2024 02:11 |
Last Modified: | 20 Dec 2024 02:11 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/54347 |
Actions (login required)
View Item |