Suharyatun, Siti (2015) Deformasi dan Perubahan Lengas Tanah pada Sistem Lorong Pengatus Dangkal di Tanah Sawah untuk Budidaya Kedelai (Glycine max L. Merril). Doctoral thesis, Universitas Gadjah Mada.
|
Text
Abstrak-Indonesia.pdf Download (10kB) | Preview |
Abstract
Lorong pengatus merupakan salah satu alternatif guna mengatasi lamanya masa tunggu tanam kedelai di lahan sawah pada akhir musim penghujan akibat kadar lengas tanah yang terlalu tinggi. Lorong pengatus dibuat untuk mempercepat laju penurunan kadar lengas tanah sehingga kondisi yang sesuai untuk pertumbuhan awal tanaman kedelai lebih cepat tercapai. Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan karakteristik deformasi tanah dalam kaitannya dengan gerakan lengas pada tanah sawah setelah pembentukan lorong pengatus, serta mengetahui pengaruh lorong pengatus terhadap peluang percepatan jadwal tanam kedelai dan potensinya dalam menyimpan dan menyediakan lengas tanah. Penelitian dilakukan dalam skala laboratorium dengan menggunakan soil bin, model bajak lorong, dan tanah di dalam kotak yang dijaga homogenitasnya. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Energi dan Mesin Pertanian, Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Gadjah Mada. Lorong pengatus dibuat pada 3 jenis tanah sawah dengan kadar lempung yang berbeda, yaitu 13,12% (tanah geluh, TA), 41,17% (tanah lempung, TB) dan 53,36% (tanah lempung, TC). Penelitian dilakukan dengan menganalisis geometri lorong, deformasi tanah yang terjadi akibat pembentukan lorong pengatus, dan mengukur kadar lengas secara periodik menggunakan gypsum block. Pembuatan lorong pada ketiga jenis tanah menghasilkan lorong yang stabil, kategori baik dengan sedikit patahan (kategori B). Berdasarkan retakan tanah dan celah alur yang terbentuk, deformasi tanah terbesar terjadi pada tanah TC dan terkecil pada tanah TA. Secara fungsional, lorong pada tanah TA berbeda dengan tanah TB dan TC. Lorong pengatus pada tanah TA tidak berpengaruh terhadap laju penurunan lengas tanah, sedangkan pada tanah TB dan TC berpengaruh. Pembentukan lorong pengatus pada tanah TB dan TC dapat mempercepat waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas lapangan. Hasil prediksi menunjukkan bahwa tanah TB membutuhkan waktu untuk mencapai kapasitas lapangan 2 hari lebih cepat dibanding kontrol. Tanah TC membutuhkan waktu 6 hari lebih cepat dibanding kontrol untuk mencapai kapasitas lapangan. Menurunnya waktu yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas lapangan menunjukkan bahwa pembentukan lorong pengatus di tanah TB dan TC berpotensi untuk mempercepat jadwal tanam kedelai.
Item Type: | Thesis (Doctoral) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Teknik Pertanian |
Depositing User: | SITI SUHAR |
Date Deposited: | 13 Oct 2016 15:40 |
Last Modified: | 13 Oct 2016 15:40 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/778 |
Actions (login required)
View Item |