HAKI dari Kemenkumham RI (2017) Perilaku Tokoh dalam Cerpen Indonesia: Kajian Sosiopsikosastra terhadap Cerpen Agus Noor & Joni Ariadinata. Nomor dan tanggal permohonan : EC00201703318, 12 September 2017, Nomor pencatatan : 03534.

[img]
Preview
Text
PERILAKU TOKOH .... (EDI SUYANTO).pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

PERILAKU TOKOH DALAM CERITA PENDEK INDONESIA (Kajian Sosio-Psikosastra terhadap Cerpen karya Agus Noor dan Joni Ariadinata) Hadirnya demokrasi dalam percaturan politik di negeri kita memberikan dampak nyata, baik konstruktif maupun destruktif. Keawaman masyarakat tentang sistem ketatanegaraan (situasi politik) mulai bergeser, dalam arti masyarakat kalangan bawah pun kini memiliki pengetahuan tentang politik. Hal ini makin terasa di hati masyarakat karena faktor informasi yang tanpa batas. Beragam informasi terasa mudah diakses melalui media cetak maupun elektronik dan secara tidak sadar akan terus mengilhami dan mengubah pola pikir untuk bertindak, bahkan akan membantu dan menjadi milik masyarakat. Dampak dari keterbukaan informasi, antara lain dapat kita saksikan melalui media elektronik dalam tayangan berita aktual tanpa sensor, film atau sinetron yang bertema gejolak sosial, ekonomi, dan budaya. Frekuensi kehadiran informasi yang mayoritas bertema gejolak sosial secara tidak sadar berkontribusi positif-negatif terhadap perilaku sosial masyarakat, baik masyarakat kalangan bawah, menengah, maupun elit. Untuk itu, perilaku berupa kekejaman, kekerasan, dan kedestruktifan dalam masyarakat dari masa ke masa terasa semakin meningkat. Perilaku agresif dan destruktif saat ini, khususnya di negeri kita, Indonesia, telah mengkhawatirkan banyak pihak. Berbagai pengkajian, penelitian, dan penyadaran mengenai hal tersebut semakin menjadi fokus perhatian. Hal itu bisa dilihat salah satunya dari bagaimana bidang pendidikan berupaya menghidupkan dan memfokuskan kembali pembangunan karakter dan jati diri bangsa untuk mengatasi masalah itu dalam karya-karya yang diciptakan. Hal ini sesuai dengan karakteristik sastra itu sendiri. Sejak Plato menggulirkan teori Mimesis pada Abad 5 SM, para teoretisi sastra semakin yakin bahwa sastra pada dasarnya adalah pencerminan atau peneladanan kenyataan. Isi yang ditulis pengarang dari kenyataan yang dialami maupun dilihatnya. Bentuk penuangan dan cara pandang masing-masing pengaranglah yang membedakan karya yang satu dari karya yang lain. Bahkan, penceriman tersebut tak lepas dari visi-misi pengarang dalam mengkritisi persoalan-persoalan kehidupan. Hal ini salah satunya ditegaskan seorang ahli sastra, Mathew Arnold, yang menyatakan bahwa sastra adalah Criticism of Life.

Item Type: Patent
Subjects: P Language and Literature > PQ Romance literatures
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) > Prodi Magister Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia
Depositing User: Edi Suyanto
Date Deposited: 25 Apr 2018 02:21
Last Modified: 25 Apr 2018 02:21
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/5900

Actions (login required)

View Item View Item