Sudarsono, Hamim (2017) PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI PANGAN DAN ANCAMAN LEDAKAN POPULASI HAMA PERTANIAN. In: Bunga Rampai Pemikiran Anggota Dewan Riset Daerah (DRD) Provinsi Lampung. AURA, Bandar Lampung, pp. 41-54. ISBN 978-602-6739-39-1
|
Text
Bunga Rampai BAB 4.pdf Download (887kB) | Preview |
Abstract
Pemenuhan kebutuhan pangan selalu menjadi program penting pemerintah Republik Indonesia. Sejak tahun 1960-an, pemerintah melaksanakan berbagai program inovatif untuk meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian tanaman pangan, khususnya dalam meningkatkan produksi beras yang merupakan bahan makanan pokok rakyat Indonesia. Dari program Demas SSBM (Demonstrasi Massal Swa Sembada Bahan Makanan) kemudian berkembang menjadi BIMAS (Bimbingan Masal) (1967-1973), INMAS (Intensifikasi Masal), INMUM (Intensifikasi Umum), dan INSUS (Intensifikasi Khusus). Akhirnya pada tahun 1984 Indonesia mencapai swasembada beras. Dalam perkembangan berikutnya, pada tahun 1987/1988 lahir progam SUPRA INSUS, Intensifikasi Berwawasan Agribisnis (INBIS), dan tahun 2005 pemerintah meluncurkan program Revitalisasi Pertanian, Perikanan, dan Peternakan (RPPK). Sejak tahun 2015, pemerintahan Presiden Joko Widodo gencar melaksanakan Program Upsus Pajale dengan menargetkan tercapainya swasembada pangan pada tahun 2017. Terdapat perbedaan yang signifikan antara program peningkatan produksi pangan pada saat ini dengan di masa lalu, yaitu lemahnya program dan kelembagaan penyuluhan pertanian di Indonesia pada saat ini. Sementara itu, secara alamiah kegiatan produksi tanaman pangan secara intensif dan ekstensif pasti akan diimbangi oleh terjadinya ledakan populasi hama pertanian. Dengan kompleksnya dinamika populasi serangga hama, khususnya dari jenis wereng, pengendalian hama yang berhasil memerlukan dukungan program penyuluhan yang baik. Sebagaimana telah terbukti, Program Nasional Pengendalian Hama Terpadu (PHT Nasional) yang dilaksanakan dalam skala besar pada tahun 1990-an berhasil menekan penggunaan pestisida serta sukses dalam memperbaiki keseimbangan antara populasi hama dan musuh alaminya pada agroekosistem. Keberhasilan program PHT di Indonesia tersebut tidak terlepas dari porsi “penyuluhan pertanian” yang dikemas secara lebih interaktif bagi petani, antara lain melalui program-program Sekolah Lapang PHT (SLPHT) yang menjadikan lahan sawah sebagai kampus bagi petani. Berdasarkan latar belakang di atas, makalah ini membahas beberapa fakta ilmiah, alasan, dan argumentasi yang bermuara kepada kesimpulan pentingnya mengintegrasikan program PHT Nasional di dalam program peningkatan produksi pangan nasional, termasuk dalam program Upsus Pajale.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Proteksi Tanaman |
Depositing User: | Prof. Dr. HAMIM SUDARSONO, M.Sc. |
Date Deposited: | 05 Nov 2017 02:40 |
Last Modified: | 05 Nov 2017 02:40 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/4624 |
Actions (login required)
View Item |