Lumbanraja, Jamalam and Sarno, - and Afrianti, Nur Afni (2017) SINOPSIS KEGIATAN TALK SHOW (WAWANCARA) RADAR TV BANDAR LAMPUNG, 20 JULI 2017 Jurusan : Ilmu Tanah Fakultas Pertanian Universitas Lampung Tema : Manajemen Pemupukan Nara Sumber: 1.Prof. Dr. Ir. Jamalam Lumbanraja (Dosen Senior Jurusan Ilmu Tanah) 2.Ir. Sarno, M.S. (Kepala Laboratorium Ilmu Tanah) 3.Nur Afni Afrianti, M.Sc. (Sekretaris Jurusan Ilmu Tanah). -. (Unpublished)
Text
SINOPSIS KEGIATAN RADAR TV (Pak Jamalam).docx Download (21kB) |
Abstract
A.Konsep dasar manajemen pemupukan, yaitu sesuai dengan 4T 1) Tepat Jenis ; 2) Tepat Dosis ; 3) Tepat Waktu ; 4) Tepat Cara Konsep dasar manajemen pemupukan ini sangat berkaitan erat dengan efektifitas dan efisiensi pemupukan tanaman budidaya B.Permasalahan di masyarakat petani Beberapa permasalahan yang seringkali terjadi di kalangan masyarakat petani saat ini diantaranya adalah 1.Ketersediaan pupuk dan harga pupuk Kendala utama yang seringkali dialami oleh masyarakat petani saat ini (terutama petani yang bukan target subsidi – seperti petani PaJaLe) adalah ketersediaan pupuk yang sulit diperoleh petani dan juga jika tersedia harganya cukup mahal (modal). Hal ini menyebabkan seringkali para petani hanya memberikan pupuk yang tersedia saja dan juga pupuk yang harganya terjangkau dengan modal yang mereka miliki. Kendala ini tentunya akan berakibat pada pertumbuhan dan produksi tanaman yang tidak sesuai dengan yang direncanakan. Selain itu kendala lain yang terkait dengan ketersediaan pupuk yang dialami oleh masyarakat petani yaitu waktu pengadaan pupuk yang seringkali tidak sama waktu ketersediaannya dengan waktu kebutuhan pupuk sesuai dengan fase pertumbuhan tanaman tertentu. Hal ini tentunya sangat menyulitkan petani dan menyebabkan petani hanya menggunakan pupuk seadanya. 2.Pengembalian bahan organik yang belum merata. Bahan organik merupakan salah satu faktor penentu kesuburan tanah, karena bahan organik sangat berkaitan erat dengan ketersediaan hara (terutaman hara yang tidak diberikan dalam bentu pupuk), udara, dan air di tanah yang merupakan kebutuhan tanaman. Oleh karena itu, pengembalian bahan organik sangat penting dilakukan dalam kegiatan budidaya tanaman, karena pada saat panen hara yang diserap tanaman juga terangkut bersama hasil panen . 3.Peredaran pupuk palsu Peredaran pupuk palsu masih menjadi permasalahan para petani saat ini. Hal ini tentunya akan merugikan petani baik bagi petani yang mengetahuinya maupun tidak. Beberapa contoh pupuk palsu yang sering beredar di kalangan petani yaitu pupuk KCl dan pupuk fosfat seperti TSP, SP-36 da batuan fosfat yang kandungan haranya tidak sesuai degan kemasan.. 4.Pengaplikasian pupuk majemuk Pupuk majemuk merupakan salah satu pupuk alternatif (yang disubsidi oleh pemerintah?) yang sering digunakan petani karena harganya lebih murah. Namun para petani seringkali kesulitan dalam penentuan jumlah pupuk yang harus diaplikasikan ke tanaman. Sehingga petani membutuhkan informasi terkait aplikasi pupuk majemuk ke tanaman budidaya dan bahkan masih menggunakan pupuk tunggal untuk memenuhi kebutuhan tanaman tertentu. 5.Efisiensi pemupukan Sebenarnya berdasarkan pengalaman, petani sudah mengetahui penggunaan pupuk, tetapi masih ada petani yang memupuk secara berlebihan dan tidak memperhatikan pemupukan “berimbang” sehingga belum efisien dan efektif. Hal ini terkait dengan konsep 4T. Belum efisien dan efektifnya kegiatana pemupukan yang dilaksanakan petani disebabkan berbagai faktor diantaranya adalah ketersediaan pupuk, kurangnya pengetahuan terkait jenis-jenis unsur hara apa saja yang dibutuhkan tanaman, sehingga unsur hara-unsur hara tertentu hanya bergantung pada ketersediaan unsur hara di tanah saja (unsur hara mikro), kurangnya tenaga kerja, modal, dll. 6.Penggunaan lahan secara intensif Penggunaan lahan sebagai lahan budidaya tanaman yang sangat intensif menyebabkan penurunan kesuburan yang sangat cepat. Bahan organik, yang mengandung unsur hara yang diambil dari tanah oleh tanaman untuk pertumbuhan dan terikut panen produksi tanaman budidaya, tidak dikembalikan ke tanah melalui kegiatan pemupukan, kompos dan mulsa. Jika hal ini terjadi secara terus menerus dapat menyebabkan tanah yang digunakan mengalami degradasi. Penggunaan pupuk kimia secara berlebihan juga menjadi salah satu faktor penyebab penurunan kesuburan tanah. Tanah menjadi keras, pencemaran tanah dan air akibat sisa pupuk yang ditinggalkan, dll. C.Akibat yang ditimbulkan Permasalahan-permasalahan terkait manajemen pemupukan di kalangan petani mengakibatkan beberapa hal : 1.Penurunan tingkat produksi tanaman Aplikasi pupuk yang tidak sesuai dengan 4T baik dari jenis dan dosis unsur hara yang diberikan maupun waktu dan cara yang tepat dalam aplikasi pupuk. Ketidak sesuaian ini menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan tanaman tidak sesuai dengan yang diharapkan (tidak optimal). Hal ini tentunya akan berdampak pada produksi tanaman yang tidak optimal. Terkait penggunaan pupuk majemuk, seringkali petani belum memahami bahwa pemberian pupuk majemuk tidak selalu menjadi solusi seluruh pemenuhan kebutuhan hara tanaman, sehingga aplikasi pupuk majemuk tanpa perhitungan yang tepat dapat menyebabkan tanaman kekurangan maupun kelebihan unsur hara yang diberikan. Penurunan tingkat produksi tanaman juga dapat disebabkan oleh penggunaan lahan yang sangat intensif untuk budidaya tanaman. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa hal ini menyebabkan penurunan kesuburan tanah dengan sangat cepat. 2.Pencemaran lingkungan Pencemaran lingkungan disebabkan oleh penggunaan pupuk yang terkadang berlebihan diberikan petani, karena terkadang mereka berfikir bahwa semakin banyak pupuk yang diberikan maka semakin baik pertumbuhan tanaman. 3.Penurunan kesuburan tanah Penurunan kesuburan tanah merupakan akibat dari penggunan lahan yang digunakan secara intensif, penggunaan pupuk kimia yang seringkali berlebihan, tidak adanya pengembalian bahan organik pada setiap kegiatan budidaya tanaman untuk menjaga kesuburan tanah. D.Solusi permasalahan 1.Pemanfaatan sumber bahan organik lokal Pentingnya bahan organik dalam tanah terkait berbagai hal, diantaranya membantu dalam ketersediaan hara makro dalam tanah dan juga unsur hara mikro yang sering kali tidak diberikan petani saat kegiatan budidaya. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah dengan memanfaatkan sumber bahan organik lokal yang ada di lingkungan sekitar. 2.Kehati-hatian dalam memilih pupuk digunakan Banyaknya pupuk palsu yang beredar di kalangan masyarakat menyebabkan para petani harus meningkatkan kehati-hatian dalam memilih pupuk yang digunakan. Pengecekan dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya secara manual (untuk pupuk-pupuk tertentu saja) dan melalui analisis laboratorium (lebih akurat). 3.Kombinasi penggunaan pupuk majemuk dan pupuk tunggal untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman Penggunaan pupuk majemuk harus disesuaikan dengan kebutuhan unsur hara tanaman. Tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Kekurangan unsur hara dapat diatasi dengan menambahkan pupuk tunggal untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. 4.Peningkatan efisiensi pemupukan Konsep dasar manajemen pemupukan adalah 4T (jenis, dosis, waktu dan cara). Konsep ini sangat berkaitan erat dengan efisiensi dan efektifitas pemupukan. Dengan demikian selain dapat meningkatkan pertumbuhan produksi tanaman, juga mengurangi tingkat pencemaran lingkungan akibat pemupukan, serta meningkkatkan dan menjaga tingkat kesuburan tanah. sehingga dapat dicapi pertanian berkelanjutan yang diharapkan.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Ilmu Tanah |
Depositing User: | Prof.Dr.Ir Jamalam Lumbanraja |
Date Deposited: | 16 Nov 2017 08:28 |
Last Modified: | 16 Nov 2017 08:28 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/4470 |
Actions (login required)
View Item |