Kordiyana K Rangga, KKR and Otik, Nawansih and Wuryaningsih, Dwi Sayekti and Rabiatul, Adawiyah and Manila, Rangga and Abu, Mansyur (2015) KAJIAN DAMPAK PROGRAM DESA MANDIRI PANGAN TERHADAP KETAHANAN PANGAN DAN KEMISKINAN DI PROVINSI LAMPUNG. Fakultas Pertanian Universitas Lampung. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
KAJIAN DAMPAK DESA MANDIRI.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tujuan penelitian ini adalah (1) mengetahui dampak kegiatan Desa Mandiri Pangan terhadap: (a) peningkatan kemampuan masyarakat dalam pengembangan usaha produktif berbasis sumberdaya lokal, (b) peningkatan ketersediaan dan pembentukan akses pasar serta posisi tawar rumah tangga anggota KA, (c) penguatan kelembagaan di masyarakat, (d) peningkatan daya beli dan pendapatan serta akses pangan rumah tangga, (e) penurunan angka kemiskinan, (f) penurunan kerawanan pangan, (g) peningkatan ketahanan pangan, (h) perubahan pola pikir masyarakat (mind set) terhadap kegiatan pemberdayaan dan pendampingan; (2) mengetahui tingkat ketahanan pangan masyarakat, dan (3) mengkaji pengembangan potensi wilayah untuk mendukung swasembada pangan. Pemilihan kabupaten dan desa penelitian adalah dengan pertimbangan: (a) perbedaan tahun mulai Program Demapan, (b) cakupan terhadap seluruh kabupaten/kota di Provinsi Lampung, dan (c) proporsi jumlah desa pelaksana Program Demapan di setiap kabupaten/kota. Desa mandiri pangan di Provinsi Lampung yang menjadi obyek kajian yaitu 16 desa/kelurahan yang tersebar di 12 kabupaten/kota. Desa/kelurahan tersebut adalah : Sukorahayu dan Labuhan Maringgai di Kabupaten Lampung Timur, Kenanga Sari di Kabupaten Lampung Tengah, Way Kandis di Kota Bandar Lampung, Fajar Sari di Kabupaten Mesuji, Ringin Sari di Kabupaten Tulang Bawang, Hadi Mulyo Barat dan Rejo Mulyo di Kota Metro, Sawo Jajar di Kabupaten Lampung Utara, Rigis Jaya dan Pampangan di Kabupaten Lampung Barat, Sri Rejeki di Kabupaten Way Kanan, Sinar Bandung di Kabupaten Pesawaran, Way Ilahan dan Banyu Urip di Kabupaten Tanggamus, serta Lebung Nala di Kabupaten Lampung Selatan. Pada setiap desa dilakukan pengambilan data terhadap 15 responden anggota Kelompok Afinitas (KA) menggunakan kuesioner A, 15 responden bukan anggota KA menggunakan kuesioner B, dan sekitar 10 responden FGD menggunakan kuesioner C. Teknik pengambilan sampel (responden) adalah dengan accidental sampling. Data dianalisis menggunakan program exel dan SPSS. .Program Demapan yang telah dilakukan memiliki dampak: (a) sedikit meningkatkan usaha produktif namun keberlangsungan usaha masih harus ditingkatkan , (b) sedikit meningkatkan ketersediaan pangan, namun belum berhasil meningkatkan akses dan posisi tawar rumah tangga anggota KA , (c) meningkatkan kelembagaan khususnya KA dan LKD namun masih kurang untuk TPD, (d) sedikit meningkatkan daya beli yang ditandai dengan menurunnya proporsi rumah tangga miskin yang tidak dapat menjangkau pangan, (e) menurunkan tingkat kemiskinan yang ditandai dengan menurunnya proporsi rumah tangga anggota KA kategori miskin dan meningkatnya proporsi rumah tangga KA kategori kurang sejahtera dan sejahtera , (f) menurunkan kerawanan pangan pada rumah tangga anggota KA belum terlihat, diduga adanya pengaruh berbagai faktor di luar program, (g) meningkatkan ketahanan pangan pada rumah tangga anggota KA, terlihat pada penurunan proporsi rumah tangga yang kurang tahan pangan, (h) meningkatkan pola pikir pada beberapa aspek kehidupan masyarakat khususnya kesadaran akan manfaat dan aktualisasi pendidikan bagi anak-anak/keluarga dan eksistensi pemahaman dan aktualisasi kegiatan berkelompok serta pemahaman akan pentingnya pendamping dalam pelaksanaan Program Demapan. viii Tingkat ketahanan pangan rumah tangga anggota KA relatif lebih baik daripada bukan anggota KA. Perbandingan proporsi rumah tangga anggota KA dan bukan anggota KA berturut-turut untuk kategori tidak tahan pangan 50,4 persen dan 64,2 persen; kurang tahan pangan 27,9 persen dan 32,9, serta tahan pangan 6,7 persen dan 2,9 persen. Potensi luas wilayah yang besar kurang dapat dimanfaatkan untuk mendukung swasembada pangan karena kurangnya sumberdaya air. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dan juga pendalaman kondisi nyata di lapang maka ada beberapa saran: (a) usaha produktif anggota KA belum berkembang serta keberlanjutannya perlu ditingkatkan. Untuk itu tenaga pendamping perlu lebih intensif dalam melaksanakan pendampingan, (b).posisi tawar anggota KA belum berhasil ditingkatkan karena mereka masih memasarkan produksinya secara individu. Oleh karena itu fungsi kelompok dalam pemasaran hasil harus ditingkatkan, (c) kinerja TPD dalam pelaksanaan program belum optimal, oleh karena itu perlu upaya perbaikannya. Perbaikan dapat dilakukan dengan meningkatkan frekuensi pertemuan kelompok dan perlunya dilakukan monitoring program dari Badan Ketahanan Pangan kabupaten/kota, (d).mengingat sumber air merupakan faktor kendala dalam pengembangan potensi wilayah untuk produksi pangan maka perlu dukungan teknologi penyediaan air di desa-desa rawan pangan.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Agribisnis
Depositing User: KORDIYANA
Date Deposited: 18 Jun 2021 01:50
Last Modified: 18 Jun 2021 01:50
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/32657

Actions (login required)

View Item View Item