Suharno, Suharno (2012) SISTEM PANASBUMI. Penerbit Universitas Lampung., Bandar Lampung. ISBN 978-602-7509-22-1
|
Image
WhatsApp Image 2021-03-02 at 09.36.37.jpeg Download (129kB) | Preview |
Abstract
Sebagaimana diketahui bahwa potensi energi panas bumi di Indonesia yang berjumlah 29 GW baru dimanfaatkan 1.3 GW dari wilayah kerja yang dioperasikan oleh PT.Pertamina Geothermal Energi beserta mitra kerjanya. Pemanfaatan ini hanya dapat mengisi tidak lebih dari 3 % energi listrik di beban puncaknya yang saat ini sudah mencapai 38 GW. Ini juga mengidikasikan bahwa Indonesia masih mengandalkan penggunaan bahan bakar fosil untuk memenuhi kebutuhan listeriknya. Dengan pertumbuhan penggunaan energi listerik 6 - 7 % setiap tahun, serta terus menurunnya cadangan bahan bakar fosil, bila tidak ada perubahan pola pemanfaatan energi, maka di tahun 2020 diperkirakan Indonesia menjadi negara “energy net importer”. Oleh karena itu pemerintah mendorong pemanfaatan energi baru terbarukan dan konservasi energi agar penggunaan bahan bakar fosil bisa dihemat, visi yang perlu didukung oleh seluruh pemangku kepentingan. Posisi Indonesia di jalur “ring of fire” menguntungkan, karena sumber daya panas bumi bertebaran mulai dari Utara pulau Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi dan terus naik ke Philipina dan Jepang. Suatu potensi energi yang perlu segera dikembangkan dalam rangka penghematan penggunaan energi fosil. Namun demikian perkembangan pemanfaatan energi ini masih mengecewakan, berbagai kendala dan hambatan menghadang didepan. Pengembangan yang membutuhkan investasi yang cukup besar dengan tingkat pengembalian marjinal memerlukan dukungan yang kuat dari seluruh pemangku kepentingan . Pengembangan panas bumi ini dapat ditinjau dari dua sisi yaitu dari sisi : “Pengusahaan dan Pemanfaatan” dan sisi “Ilmu dan Teknologi”. Dari sisi pengusahaan, bisnis, investasi dan regulasi, meski belum tuntas, bisa disyukuri bahwa pemahaman dan persepsi pengusahaan dan pemanfaatan energi panas bumi lintas sektor semakin terbangun dengan baik, meskipun masih menyisakan beberapa permasalahan yang sekarang dalam proses penyelesaiaan. Dari sisi “science and technology” dan sumber daya manusia, sudah terbukti secara nasional anak bangsa mampu mengelola dan menguasai teknologi pemanfaatan panas bumi. “Science dan Technology” telah dikuasai oleh anak bangsa lebih dari 30 tahun, Pusat Listrik Panas Bumi Pertama, 30 MW di Kamojang beroperasi sejak tahun 1983. Ini mengindikasikan jauh sebelum tahun 1983, tepatnya tahun 1974 para ahli kebumian dengan supervisi para pakar dari New Zealand telah melakukan pendalaman tentang Geology, Geokimia dan Geofisika di bumi Kamojang. Yang kemudian dilanjutkan dengan pemahaman operasi pemboran, reservoir, produksi dan keteknikan lainnya terkait dengan pemanfaatan panas bumi ini. Namun disayangkan sejak tahun 1998 aktivitas kegiatan ini menurun dengan tajam, dipicu oleh resesi ekonomi yang demikian parah. Dan selanjutnya baru tahun 2008 aktivitas ini menggeliat dengan tajam. Kekosongan aktivitas 10 tahun menyebabkan tidak adanya program penyiapan Sumber Daya Manusia berkelanjutan. Sehingga yang kita hadapi saat ini adalah adanya tantangan menyiapkan Sumber Daya Manusia berkualitas sebagai “Geothermalist” sejati untuk mengelola puluhan Wilayah Kerja Panas Bumi yang ada untuk dapat segera dikembangkan dalam menunjang program pemerintah 9500 MW ditahun 2025. Untuk itu pada kesempatan ini, saya atas nama Asosiasi Panas Bumi menghargai dan mengapresiasi Prof.Suharno atas kerja kerasnya sehingga dapat menerbitkan buku SISTEM PANAS BUMI. Buku ini dapat digunakan sebagai bahan rujukan para mahasiswa dan masyarakat umum yang berminat di bidang panas bumi untuk mengetahui secara lebih jelas tentang sistem panas bumi. Dalam buku ini telah dilengkapi dengan rujukan sistem panas bumi dunia, sehingga diharapkan kita bisa melihat lebih jernih posisi sistem panas bumi Indonesia bila dibandingkan dengan sistem panas bumi dinegara lain. Penerbitan buku ini oleh Prof Suharno, mengindikasikan dukungan beliau atas visi Asosiasi Panas Bumi Indonesia dalam peningkatan pengetahuan dan menyiapkan Sumber Daya Manusia Indonesia dalam rangka “capacity Building” menuju sasaran akhir “Indonesia as the biggest geothermal producer” Pada kesempatan ini Asosiasi juga mengharapkan para pakar, para penggiat, para pengamat, para dosen untuk secara aktif menulis dan menerbitkan pengetahuan diberbagai disiplin ilmu tentang panas bumi untuk mempercepat capaian visi baik dalam hal “Indonesia as a Geothermal Centre of Excellent” maupun “Indonesia as the biggest geothermal producer” Semoga buku ini bermanfaat bagi kita semua dalam mencapai visi 2025 Terima kasih. Jakarta, 10 Nopember 2012 Asosiasi Panas Bumi Indonesia Abadi Poernomo Ketua Umum
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Q Science > QE Geology |
Divisions: | Fakultas Teknik (FT) > Prodi Teknik Geofisika |
Depositing User: | SUHARNO |
Date Deposited: | 04 Mar 2021 03:23 |
Last Modified: | 04 Mar 2021 03:23 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/28177 |
Actions (login required)
View Item |