Fikrawan, Putu Filla Jaya and mayasari, Diana (2016) Pemilihan Terapi pada Laki-laki Usia 21 Tahun dengan Kejang Umum Tipe Tonik-Klonik E.C Epilepsi Idiopatik. MEDULA, medicalprofession journal of lampung university, 6 (1). pp. 137-142. ISSN 2339-1227
|
Text
Putu-dan-Diana-_-Pemilihan-Terapi-pada-Laki-laki-Usia-21-Tahun-dengan-Kejang-Umum-Tipe-Tonik-Klonik-E.C-Epilepsi-Idiopatik.pdf Download (182kB) | Preview |
Abstract
Abstrak Epilepsi merupakan suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi. Pada tahun 2012 sekitar 50 juta orang menderita epilepsi didunia dan penurunan kualitas hidup pada pasien dengan epilepsi berulang menjadi masalah serius.Pasien Tn. R usia 21 tahun datang dengan keluhan kejang 2 hari SMRS. Kejang dialami sebanyak 2 kali dengan durasi masing-masing selama 3 dan 7 menit. Interval antar kejang lebih dari 24 jam. Kejang terjadi mendadak, pasien tiba-tiba terdiam, bengong dan tidak sadar, otot-otot tangan, kaki, badan, dan wajah menjadi kaku dan timbul gerakan kejang kelonjotan pada seluruh tubuhnya, dan mata mendelik ke atas. Setelah kejang pasien merasa lemas pada seluruh tubuh lalu tertidur, setelah pasien bangun, pasien tampak bingung selama beberapa saat kemudian kembali sadar dan dapat kembali berkomunikasi seperti biasa. Pemeriksaan status neurologis normal, pada Elektroensefalografi (EEG) didapatkan gelombang epileptikus. Pasien didiagnosis dengan bangkitan kejang umum tipe tonik-klonik diberikan monoterapi Obat Anti Epilepsi (OAE) berupa asam valproat dan observasi kejang. Penegakan diagnosis epilepsi mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan neurologis dan pemeriksaan penunjang sangat penting. Disamping itu, dengan berpedoman Perdossi penentuan tipe kejang yang dialami pasien dengan epilepsi mempengaruhi terapi dan dapat mencegah terjadinya kejang berulang. Sehingga dengan demikian pasien epilepsi dapat meningkatkan kualitas hidup dan prognosis dengan menghilangkan terjadinya kejang berulang. Kata Kunci: epilepsi, kejang tonik klonik, tatalaksana Selection of Treatment in Men Age 21 Years with General Seizures Tonic - clonic Type E.C Idiopatic Epilepsy Abstract Epilepsy is a condition characterized by recurrent epileptic seizures more than 24 hours later that arise without provocation. In 2012 about 50 million people suffer from epilepsy in the world and decreased quality of life in patients with recurrent epilepsy become a serious problem. A Man, 20 year, came to ER with complaints of having seizures as two times with duration of each episode were 3 and 7 minutes.The interval between seizures were more than 24 hours. Seizures occured suddenly, patient suddenly silent, stunned and unconscious, the muscles of arms, legs, body, and face become stiff and spastic twitch movements arising on the entire body, eyes look on top, The patient was pale and sweating,tongue is not bitten and not frothing. After the seizure the patient feels weakness in the whole body and fell asleep. after the patient is awake, the patient looked confused for a moment and then returned back to consciousness, and communicate as usual. Neurological examination in normal status, the Electroencephalogram (EEG) waves obtained epilepticus. Patient diagnosed general seizures tonic-clonic type treatment with monotherapy Antiepileptic Drug (AED) such as valproat acid. Diagnosis of epilepsy from anamnesis, physical examination, neurological examination and investigation is very important. And than, based on Perdossi the determination of the type of seizure experienced by patients with epilepsy affect therapy and can prevent the occurrence of recurrent seizures. Finally, epilepsy patients can improve quality of life and prognosis to eliminate the occurrence of recurrent seizures. Keywords: epilepsy, tonic-clonic seizure, treatment Korespondensi: Putu Filla Jaya Fikrawan, alamat kosan sumber jaya Jl. Abdul Muis gang abdul muis 8 no.9, HP 082177577699, e-mail putufilla@yahoo.com Pendahuluan Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan epilepsi berulang berselang lebih dari 24 jam yang timbul tanpa provokasi.1 Sedangkan yang dimaksud dengan bangkitan epilepsi (epileptic seizure) adalah manifestasi klinis yang disebabkan oleh aktivitas listrik otak yang abnormal dan berlebihan dalam sekelompok neuron. Manifestasi klinik ini terjadi secara tiba-tiba dan sementara berupa perubahan perilaku stereotipik, dapat menimbulkan gangguan kesadaran, gangguan motorik, sensorik, otonom, ataupun psikik.2 Epilepsi adalah gangguan neurologis umum kronis
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | R Medicine > R Medicine (General) |
Divisions: | Fakultas Kedokteran (FK) > Prodi Pendidikan Dokter |
Depositing User: | dr. Diana Mayasari |
Date Deposited: | 02 Jun 2017 03:06 |
Last Modified: | 02 Jun 2017 03:06 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/2420 |
Actions (login required)
View Item |