Rani Himayani, Rani and Helmi Ismunandar, Helmi and Soraya Rahmanisa, Soraya (2019) Hubungan Status Sosial dengan Kejadian Ruptur Kanalikuli Lakrimalis pada Kasus Ruptur Palpebra di RSUD Dr.H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. tahun 2019 . Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung, Buku Prosiding Seminar Hasil Penelitian LPPM Unila 2019. ISBN 9786020860350

[img]
Preview
Text
Prosiding Penelitian 2019.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Laserasi palpebra dapat terjadi karena trauma tumpul atau disebabkan oleh benda tajam, gigitan binatang, perkelahian dan luka bakar. Laserasi tidak hanya melibatkan kulit, tapi dapat juga mengenai otot palpebra, margo palpebra dan sistim lakrimal. Laserasi pada bagian medial palpebra dapat menyebabkan robekan pada kanalis dan sakus lakrimalis sehingga terdapat gangguan sistem eksresi lakrimal yang meyebabkan epifora kemudian berkembang-nya abses di sakus lakrimal dan terjadi dakriosistitis. Penelitian ini merupakan deskriptif analitik di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Bandar Lampung. Data diperoleh dari rekam medis dan anamnesa pasien yang mengalami ruptur lakrimal dan di bawa berobat ke RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Januari-Juli 2019 Terdapat 32 pasien yang datang ke Unit Gawat Darurat Rumah Sakit Abdul Moeloek Lampung dengan trauma palpebra. Diketahui bahwa angka terjadinya ruptur kanalikuli pada pasien yang mengalami luka pada palpebra cukup tinggi, yaitu 19 (59%) kasus dari 32 kejadian. Sementara jumlah pasien laki-laki lebih banyak dari perempuan (59%). Persentase terjadinya ruptur kanalikuli juga lebih besar daripada pasien perempuan (83%). Apabila dilihat dari tingkat usia jumlah pasien terbanyak pada usia dibawah 40 tahun (56%). Namun angka kejadian ruptur kanalikuli lebih tinggi pada pasien dengan usia 40 tahun ke atas (61%). Pasien dengan tingkat pendidikan rendah lebih banyak daripada dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi (53%). Demikian pula apabila dilihat dari angka kejadian ruptur kanalikuli, lebih tinggi pada pasien dengan tingkat pendidikan yang lebih rendah. Apabila dilihat dari penghasilan keluarga maka pasien cedera palpebra lebih banyak terjadi pada pasien dengan penghasilan yang lebih rendah (62,5%). Demikian juga dengan angka kejadian ruptur kanalikuli lebih sering terjadi pada pasien dengan tingkat penghasilan yang lebih rendah (62,5%). Terdapat hubungan antara kejadian ruptur kanalikuli dengan jenis kelamin (p:0,002; OR:12,5) dan usia (p:0,025; OR:5,8). Tidak ada hubungan antara kejadian ruptur kanalikuli dengan tingkat pendidikan (p: 0,082) dan tingkat penghasilan (p: 0,581). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan signifikan antara jenis kelamin dan usia dengan kejadian ruptur kanalikuli lakrimalis pada kasus ruptur palpebra di RSUD Dr. H. Abdul Moeloek Provinsi Lampung. Sementara untuk faktor tingkat pendidikan dan penghasilan tidak terdapat hubungan. Kata kunci: abses, lakrimal, palpebra, ruptur kanalikuli

Item Type: Book
Subjects: R Medicine > RE Ophthalmology
Divisions: Fakultas Kedokteran (FK) > Prodi Pendidikan Dokter
Depositing User: dr. RANI HIMAYANI, Sp.M
Date Deposited: 03 Jun 2020 20:28
Last Modified: 03 Jun 2020 20:28
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/21699

Actions (login required)

View Item View Item