Hikam, Saiful (2019) JALUR SUTRA PELAYARAN LADA DARI INDIA KE SELURUH DUNIA (DALAM MEMAHAMI PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA TANAMAN LADA). In: Revitalisasi Lada Lampung. Dewan Riset Daerah Provinsi Lampung (2). Dewan Riset Daerah Provinsi Lampung, Bandar Lampung, Indonesia, pp. 101-112. ISBN 978-623-211-040-3

This is the latest version of this item.

[img]
Preview
Text
Jalur Sutera Lada-2019.pdf - Published Version

Download (6MB) | Preview

Abstract

Mempelajari pelayaran lada dari Pusat Muasal (Center of Origin) India ke Pusat Penyebaran (Center of Diversification) di seluruh dunia, di Asia, Asia Tenggara termasuk Indonesia, Afrika Selatan, Amerika Selatan dan Australia memberi pemahaman tentang mengapa keringkihan lada Indonesia terhadap hama dan penyakit bisa terjadi sekaligus memberi alternatif solusi menanganinya. Dari segi budidaya, tanaman lada ternyata memerlukan banyak air selama pertumbuhannya setara dengan 2000 mm hujan per tahun yang harus diberi tambahan air irigasi bila kurang. Selain pemberian pupuk N, P dan K sesuai dosis anjuran, lahan tanaman lada juga harus dibenah dengan pupuk kandang sebanyak 200 g per pohon setiap dua bulan serta ditingkatkan pH nya ke 5.5 – 6.5 dengan pemberian dolomit secara teratur serta harus diberi mulsa untuk menyehatkan perakaran. Perbanyakan tanaman lada secara vegetatif dengan menggunakan setek walaupun bersumber dari tanaman lada unggul bersertifikat, dalam kurun waktu sejak 1960 di Indonesia ternyata menurunkan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit karena evolusi hama dan penyakit berjalan terus yang meningkatkan kemampuan mereka untuk merusak tanaman. Di India dan Malaysia telah dimulai perbanyakan lada vegetatif dengan mata tempel-sambungan Piper nigrum kepada Piper colubrinum berorigin dari Brazilia, yang merupakan kerabat liar lada yang tahan penyakit Phytophtora dan nematoda Meloidogyne yang menyerang melalui tanah. Sebagaimana halnya dengan perbaikan kultivar lada di India yang dilakukan secara rekombinasi genetik dengan menyilangkan tetua unggul secara generatif, Indonesia juga dapat memulai mengumpulkan dan menyeleksi tanaman lada Sumber Genetik Lokal (SGL). Galur tetua terseleksi dari SGL menjadi inisiasi perbanyakan lada secara generatif dan untuk rekombinasi persilangan genotipe. Alternatif lain adalah menyilangkan tetua lada SGL X tetua eksotik India. Kata Kunci: Center of Origin, Center of Diversification, lada hitam, mata tempel-sambungan, nematode Meloidogyne, Phytopthora capsici, Piper colubrinum, Piper nigrum, rekombinasi genetik, Sumber Genetik Lokal.

Item Type: Book Section
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Agronomi dan Hortikultura
Depositing User: Dr. Saiful Hikam
Date Deposited: 10 May 2019 02:35
Last Modified: 10 May 2019 02:35
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/12357

Available Versions of this Item

Actions (login required)

View Item View Item