Haryanto, Agus (2019) Laporan Penelitian (Tahun I): Black pellet Tandan Kosong Kelapa Sawit Sebagai Bahan Baku Proses Gasifikasi : Peningkatan Mutu Biomassa melalui Torefaksi COMB (Counter Flow Multi-Baffle) Pyrolyzer. [Experiment] (Unpublished)

[img]
Preview
Text
Laporan Akhir BPDP_Komplit_5_Format GRS_FINAL.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Tandan kosong kelapa sawit (TKKS) merupakan limbah padat dengan persentase paling besar yang dihasilkan dari proses pengolahan CPO yaitu sekitar 21-23 %. Selama ini TKKS umumnya dikembalikan ke lahan sebagai mulsa maupun sebagai kompos. Untuk Pabrik Pengolahan Kelapa Sawit (PPKS) yang tidak mempunyai kebun, limbah TKKS tetap akan menjadi masalah. Salah satu alternatif pemanfaatan TKKS di luar kebun adalah menjadikannya sebagai bahan bakar. TKKS berpotensi digunakan sebagai sumber energi karena mempunyai nilai kalor yang relatif tinggi dan jumlahnya sangat melimpah. Tetapi, seperti biomassa lainnya, TKKS memiliki kelemahan bila digunakan sebagai sumber energi, yaitu kadar air yang tinggi (50-60%); densitas energi (MJ/m3) yang rendah; kadar bahan menguap tinggi (~70%); abu dengan kandungan logam alkali tinggi (Na, K); tinggi kadar oksigen; higroskopis; berat jenis (bulk density) rendah; bentuk tidak teratur; dan sulit digiling. Salah satu upaya untuk mengatasi kekurangan tersebut yaitu melalui proses peletisasi dilanjutkan dengan torefaksi. Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan kualitas pelet TKKS menjadi bahan bakar padat (black pellet) yang memiliki karakteristik dan mutu energetik lebih baik (densitas energi tinggi, kadar volatile rendah, dan hydrophobic). Pelet TKKS diperoleh dari pabrik pelet di Tebing Tinggi, Medan dengan ukuran diameter sekitar 8 mm. Pada awalnya proses torefaksdi direncanakan menggunakan fasilitas reactor COMB (Counter current flOw Multi Baffle) pada variasi temperatur 200-320°C dengan residence time 3 menit. Tetapi, ternyata reaktor ini tidak bisa bekerja untuk pelet TKKS karena lebih berat dibandingkan pelet kayu sehingga jatuh lebih cepat dan residence time tidak tercapai. Torefaksi akhirnya dilanjutkan secara batch menggunakan oven pada variasi suhu antara 200-300 oC. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses selama 30 menit torefaksi menghasilkan pelet hitam dengan nilai energi mencapai 20,5 MJ/kg. Penelitian dilanjutkan dengan produksi pelet hitam menggunakan reaktor rotary pada waktu antara 20 hingga 40 menit, putaran lambat 16, 24, 31, dan 37 RPM, dan beban 100, 200, dan 300 gram. Hasil penelitian menunjukkan bahwa reaktor rotary dapat bekerja dengan baik menghasilkan pelet hitam dengan rendemen sekitar 80%. Pelet hitam hasil torefaksi memiliki kadar air 1-2% dan nilai kalori antara 16.27 – 18.52, naik dari nilai pelet biasa 15,82 MJ/kg. Selain itu pelet torefaksi memiliki sifat hydrophobic dan bertahan direndam di dalam air hingga 12 jam tanpa mengalami keruntuhan fisik.

Item Type: Experiment
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Teknik Pertanian
Depositing User: Dr. Ir. AGUS HARYANTO
Date Deposited: 13 Sep 2021 01:33
Last Modified: 13 Sep 2021 01:33
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/33871

Actions (login required)

View Item View Item