Ridjayanti, Siti Mutiara (2021) Karakteristik Briket Arang Limbah Kayu Sengon (Falcataria moluccana) dengan Variasi Kadar Perekat Tapioka dan Tipe Tungku Pirolisis. Other thesis, Universitas Lampung.

[img]
Preview
Text
SKRIPSI SITI MUTIARA RIDJAYANTI (Tanpa Pembahasan).pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Limbah kayu sengon (Falcataria moluccana) memiliki potensi untuk digunakan sebagai sumber energi alternatif. Kualitas limbah kayu sengon sebagai bahan bakar dapat lebih ditingkatkan dengan metode pirolisis dan pembriketan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kadar perekat serta tipe tungku pirolisis terhadap karakteristik fisis dan energi briket arang limbah kayu sengon. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak lengkap secara faktorial. Arang limbah kayu sengon diproduksi dengan dua tipe tungku (tungku kubah dan double drum retort kiln) sebagai bahan baku briket. Briket diproduksi dengan mencampurkan serbuk arang dan tepung tapioka dengan kadar 5%, 10%, dan 15%. Campuran kedua bahan tersebut dimasukkan ke dalam cetakan dan ditekan menggunakan alat Universal Testing Maching (UTM) Testometric M500-50AT dengan target kerapatan 0,5 g/cm3. Briket biomassa kayu sengon juga diproduksi sebagai pembanding (kontrol). Karakteristik fisis dan energi briket arang kemudian dianalisis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar perekat dan tipe tungku yang digunakan mempengaruhi karakteristik briket yang dihasilkan. Briket arang memiliki kerapatan, kadar abu, karbon terikat, nilai kalor, fraksi C serta fraksi N lebih tinggi dibandingkan briket biomassa. Namun, memiliki kadar air, daya serap air, kadar zat terbang, serta fraksi H lebih rendah dibandingkan dengan briket biomassa. Perbedaan karakteristik tersebut disebabkan oleh proses pirolisis. Semakin tinggi kadar perekat nilai kerapatan akan semakin tinggi, akibat daya rekat antar partikel yang semakin tinggi. Namun, kadar perekat yang tinggi akan meningkatkan kadar air, kadar zat terbang, abu (kecuali pada briket arang produksi tungku kubah kadar abu menurun), fraksi H serta N akan semakin tinggi. Kadar perekat yang tinggi akan menurunkan karbon terikat, nilai kalor dan kandungan C. Selain itu, semakin tinggi perekat akan membuat pita gelombang menjadi semakin landai. Hal ini menandakan adanya perubahan gugus fungsi dalam briket. Komposisi briket arang dengan karakteristik fisis dan energi paling baik adalah tapioka dengan kadar perekat 5% dan arang yang diproduksi menggunakan double-drum retort kiln. Briket tersebut memiliki karakteristik kerapatan 0,23- 0,25 g/cm3, kadar air 5,47%; dan daya serap air sebesar 0,271%. kadar zat terbang 24,96%; abu 3,16%; karbon terikat 66,40%; nilai kalor 27,35 MJ/kg; kandungan C, N, dan H secara berturut-turut sebesar 93,39%; 3,80%; 0,77%; dan memiliki gugus fungsi C=H, C=C, C=O.

Item Type: Thesis (Other)
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Kehutanan
Depositing User: Unnamed user with username syilfa lestari
Date Deposited: 28 Jun 2021 07:20
Last Modified: 28 Jun 2021 07:20
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/32918

Actions (login required)

View Item View Item