Arifin, Bustanul (2005) PEMBANGUNAN PERTANIAN Paradigma Kebijakan dan Strategi Revitalisasi. PT Grasindi, Jakarta. ISBN 979-759-292-8
|
Text
2005-Arifin-Pembangunan Pertanian Grasindo-Lengkap.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Pada dekade 1980an, sektor pertanian berperan sangat vital dalam ekonomi Indonesia karena pertanian sekaligus berfungsi sebagai basis atau landasan pembangunan ekonomi. Akan tetapi, sejak awal 1990an, seiring dengan menurunnya pangsa pertanian dalam struktur perekonomian atau Produk Domestik Bruto (PDB), pembangunan ekonomi dan kebijakan politik mulai meminggirkan sektor pertanian. Fokus pembangunan ekonomi lebih banyak diarahkan pada sektor industri dan jasa, bahkan yang berbasis teknologi tinggi dan intensif kapital. Ketika krisis ekonomi terjadi, agenda reformasi yang bergulir tanpa arah, proses desentralisasi ekonomi yang menghasilkan kesengsaraan dan penderitaan rakyat, rasanya tidak ada pilihan lain kecuali kembali menjadikan sektor pertanian sebagai landasan utama pembangunan ekonomi. Pada saat ini Indonesia dipimpin oleh seorang Doktor Ilmu Ekonomi Pertanian, lulusan Institut Pertanian Bogor (IPB), salah satu perguruan tinggi ternama Indonesia. Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang menang Pemilu 2004 langsung adalah seorang jenderal, atau pemegang pangkat tertinggi di kalangan militer. Kombinasi kemampuan intelektual dan kematangan karakter kepemimpinan dalam pengambilan keputusan kebijakan, seharusnya tidak akan membawa kegagalan dalam pembangunan pertanian. Kabinet Indonesia Bersatu pimpinan SBY seharusnya mampu mewujudkan revitalisasi pertanian, baik dalam sikap, pola pikir, maupun basis utama kebijakan pembangunan ekonomi. Buku “Pembangunan Pertanian: Paradigma Kebijakan dan Strategi Revitalisasi” adalah upaya koherensi beberapa gagasan -- yang terserak di beberapa kesempatan -- tentang rekonstruksi, vi reposisi, dan revitalisasi sektor pertanian dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Pesan yang ingin disampaikan buku ini tidak terlalu muluk. Membangun sektor pertanian dan basis sumberdaya alam tidak dapat dilakukan secara sambilan dan ad-hoc, tapi perlu serentak dan komprehensif serta melibatkan pendukung penting seperti sektor infrastruktur, pembiayaan, perdagangan, pemasaran, penyuluhan, pengembangan sumber daya manusia, riset dan pengembangan (R&D) dan sebagainya. Tidak kalah pentingnya, penguatan birokrasi dan modal sosial (social capital) juga akan menjadi faktor vital karena pembangunan pertanian memerlukan jembatan penghubung yang kuat, yang mampu menerjemahkan ide-ide progresif strategis menjadi langkah kebijakan di tingkat lapangan, yang bersentuhan langsung dengan masyarakat banyak.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Agribisnis |
Depositing User: | BUSTANUL A |
Date Deposited: | 03 Aug 2018 07:48 |
Last Modified: | 03 Aug 2018 07:48 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/8475 |
Actions (login required)
View Item |