Wulandari, Christine and Eghenter, Cristina and Hanif, Fathi and Tobing, Hanna and Putera, Hermayani and Fitriana, Ria (2006) Prinsip-prinsip Penerapan Community Empowerment dalam Agenda Konservasi. WWF-Indonesia, Jakarta. ISBN 978-979-99919-8-0

[img]
Preview
Text
membuat konservasi bermanfaat bagi masyarakat-ilovepdf-compressed.pdf

Download (8MB) | Preview

Abstract

Konseruasi dan Peran Masyarakat Sumber kehidupan sebagian besar masyarakat lndonesia tergantung atas terjaminnya akses dan kontrol mereka terhadap sumberdaya alam, serta kelestarian maupun pemeliharaan lingkungan hidup sekitarnya. Kenyataan ini menyebabkan pentingnya keterlibatan dan peran serta masyarakat dalam upaya konservasi dan pengelolaan sumberdaya alam, demi menjamin hak mereka atas sumber kehidupan yang layak dan lestari, dan untuk mencapai keadilan sosial. WWF-lndonesia meyakini bahwa tercapainya pengelolaan sumberdaya alam yang lestari sangat tergantung pada keterlibatan masyarakat yang sadar akan hak dan tanggung jawabnya, serta dukungan kebijakan yang mengatur pengelolaan sumber daya alam dan kawasan konservasi secara adil. Peta citra satelit tahun 2O0O menunjukkan bahwa luas hutan dan lahan rusak di lndonesia melampaui 101 juta heKar. Darijumlah tersebut, seluas 59,62 juta hel<tar merupakan kawasan hutan, yang terdiri dari 10,52 juta hektar hutan lindung, dan 4,69 juta hektar hutan konservasi (Purnama, 2003). Sementara itu, ancaman kerusakan serupa juga terjadi pada sumberdaya laut. Hampir 60% persediaan ikan di laut terancam penangkapan yang berlebihan, dan 50% habitat terumbu karang mengalami kerusakan akibat praktik perikanan yang tidak ramah lingkungan (WWF-lndonesia, Marine Program, 2OO4). Kebanyakan masyarakat yang hidup dan bergantung pada sumber daya alam masuk dalam kategori masyarakat miskin. Kondisi kemiskinan yang telah ada diperparah dengan kerusakan lingkungan akibat pemanfaatan yang tidak lestari. Secara nasional, sebanyak B0% masyarakat pesisir dikategorikan relatif miskin, berpendidikan rendah dan termarjinalisasi (Deparlemen Kelautan & Perikanan, 2003), Selain itu, sejumlah 10,2 juta jiwa dari 48,B juta jiwa masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan hutan dikategorikan miskin (Renstra Departemen Kehutanan, 2005). Di salah satu lokasiWWF-lndonesia di kawasan hutan Rinjani, Pulau Lombok, 70 % dari 600 ribu jiwa penduduk termasuk kategori miskin. Temuan lebih lanjut di lokasi ini menunjukkan bahwa masyarakat miskin semakin dimarjinalkan oleh kebijakan yang tidak konsisten dan ketidakadilan sosial. Untuk itu, kegiatan konservasi yang dilakukan oleh WWF-lndonesia juga diwujudkan dengan memperkuat masyarakat miskin dan marjinal di sekitar kawasan konservasi dalam mengelola sumber daya alam secara lestari bagi kesejahteraan mereka. Lebih jauh lagi, \AAIVF-Indonesia meyakini bahwa pelestarian keanekaragaman hayati hanya dapat dicapaijika masyarakat berperanserta dalam mengelola sumber daya alam. WWF-lndonesia mengukuhkan program Community Empowerment (Pemberdayaan Masyarakat) sebagai salah satu pilar utama dalam program keqarrya secara nasional. Pada akhir tahun 2003, sekitar 57o/o dana program WWF-lndonesia lebih terserap pada kegiatan pemberdayaan masyarakat dan upaya perbaikan kebijakan, bukan semata-mata kegiatan konservasi saja. Hal ini memperlihatkan bahwa WWF-lndonesia juga menyodorkan upaya konservasi dan pengelolaan sumber daya dam yang lestari sebagai piliharr rryata yang menguntungkan bagi masyarakat dan pemerintah.

Item Type: Book
Subjects: S Agriculture > SD Forestry
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Magister Ilmu Kehutanan
Depositing User: CHRISTINE
Date Deposited: 14 Feb 2018 06:50
Last Modified: 14 Feb 2018 06:50
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/6478

Actions (login required)

View Item View Item