Hartoyo, Hartoyo (2010) INVOLUSI GERAKAN AGRARIA DAN NASIB PETANI Studi Tentang Dinamika Gerakan Petani di Provinsi Lampung. Doctoral thesis, Institut Pertanian Bogor.

[img]
Preview
Text
Disertasi Hartoyo.pdf

Download (913kB) | Preview

Abstract

HARTOYO. Involusi Gerakan Agraria dan Nasib Petani: Studi Tentang Dinamika Gerakan Petani di Provinsi Lampung. Dibimbing oleh ENDRIATMO SOETARTO (Ketua), ARYA HADI DHARMAWAN dan ROBERT M.Z. LAWANG (Anggota). Salah satu elemen masyarakat Lampung yang mengalami ketidakadilan baik dalam dimensi politik, ekonomi maupun kultural adalah petani. Pada era orde baru, petani tidak bisa memperjuangkan kepentingan dan hak-haknya atas sumberdaya agraria (tanah) yang setara dan adil karena mendapat tekanan kuat dari negara. Pada era demokratisasi struktur peluang politik sudah terbuka dan petani berpeluang untuk meneruskan perjuangannya. Pada awal reformasi terjadi aksi-aksi kolektif petani terorganisir hingga pada level provinsi. Tetapi hingga saat ini kondisinya kembali melemah. Masalahnya adalah: “Bagaimana gerakan petani yang muncul dan berkembang di dalam struktur politik yang sudah terbuka di era demokratisasi saat ini tidak mampu memperkuat dirinya dan dalam melakukan perubahan substantif nasib petani ?” Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan: (1) kondisi-kondisi hubungan agraria yang menjadi pemicu utama terjadinya gerakan petani; (2) menjelaskan saling keterkaitan di antara unsur-unsur yang mendukung dilancarkannya aksiaksi kolektif dalam gerakan petani; dan (3) menjelaskan arah perkembangan gerakan petani (yang direpresentasikan oleh organisasi gerakan petani) dalam melakukan perubahan struktural agraria di era demokratisasi saat ini. Penelitian ini sengaja dilakukan di provinsi Lampung berdasarkan kriteria tertentu, menggunakan paradigma konstruktivisme, dengan desain studi kasus terhadap organisasi gerakan petani level provinsi (DTL, IPL, SPL, dan Mirak Nadai). Sebagai konsekuensinya adalah digunakan metodologi kualitatif. Data dikumpulkan dengan wawancara mendalam, dokumentasi, observasi dan data sekunder. Sumber data diperoleh dari NGO, aktivis gerakan petani, perusahaan, instansi pemerintah, universitas, dan petani basis. Proses dan analisis data mengikuti tahapan reduksi data dan klasifikasi berdasarkan kategori yang dibangun oleh konsep, dan kemudian dibuat hubungan antar konsep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, pertama, ketegangan struktural agraria menjadi prakondisi utama munculnya gerakan petani. Kondisi ini dipicu oleh kebijakan pembangunan yang tidak responsi terhadap kepentingan petani. Kedua, betapapun tertutupnya peluang politik masih ada celah-celah keterbukaan untuk petani melakukan perjuangan. Ketiga, struktur sumberdaya integratif petani dan non petani menjadi ciri utama gerakan petani skala provinsi. Keempat, cepatnya penguatan struktur mobilisasi sumberdaya gerakan petani dan respon positif petani terhadap peluang politik (dekonstruksi struktur politik negara sebagai momentum) karena telah tersedia sumberdaya mobilisasi potensial yang berkembang dalam sub kultur oposisi petani. Kelima, stagnasi gerakan petani terjadi karena dalam proses penguatan struktur mobilisasi sumberdaya diwarnai disorientasi perilaku para elit aktor yang konsekuensinya tidak dapat diprediksi dan dikontrol. Keenam, involusi gerakan agraria terjadi ketika struktur sumberdaya mobilisasi melemah (mengalami deformasi, decoupling dan stagnasi) dan sifat struktural organisasi gerakan semakin melekat pada sistem agraria yang mapan, sedangkan program perjuangan belum terlembagakan. Kata kunci: Gerakan, agraria, petani, stagnasi, involusi.

Item Type: Thesis (Doctoral)
Subjects: H Social Sciences > HM Sociology
H Social Sciences > HN Social history and conditions. Social problems. Social reform
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) > Prodi Sosiologi
Depositing User: HARTOYO
Date Deposited: 27 Mar 2018 03:08
Last Modified: 27 Mar 2018 03:08
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/6341

Actions (login required)

View Item View Item