Bakri, Samsul and Setiawan, Agus (2017) WELFARE IMPROVEMENT MODEL THROUGH FOREST FUNCTION RECOVERY, THE STRENGTHENING OF SMALL ENTREPRISE PERFORMANCE AND THE FARMER’S PARITY: STUDY IN LAMPUNG PROVINCE-INDONESIA#. International Seminar of Agricultural Engineering (ISAE). ISSN 2339-0913

[img]
Preview
Text
ISAE_SAMSUL BAKRI & AGUS SETIAWAN_WELFARE IMPROVEMENT.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Sekalipun menurut Naidoo (2004) deforestasi merupakan proses yang lumrah bagi negara-negara berkembang untuk memperoleh modal dalam awal pembangunannya, namun di Provinsi Lampung, deforestasi nampak telah melampaui nilai ambang sehingga fungsi instrisik hutan telah begitu merosot, kesetimbangan ekologis menurun drastis (Nyhus dan Tilson, 2005) yang dapat menekan polenisasi tanaman bijian (Arief, 2011) dan menekan hasil pertanian. Kecuali itu Bakri (2012) juga mencatat deforestasi ini juga telah meningkatkan frekuensi banjir di musim hujan dan kekeringan di musim kemarau selanjutnya juga telah menekan kinerja sektor pertanian, industri serta melambatnya melambatnya perkembangan MSME maupun menekan kesempatan kerja bagi masyarakat (Bakri, 2012). Karena itu seperti dapat diperiksa dalam data BPS (2000-2016) kesejahteraan masyarakat Provinsi Lampung selalu tertingal dari rata-rata nasional. Bahkan menurut BPS (2014) sebagai provinsi yang paling rendah di Sumatera dari sisi indeks Nilai Tukar Petani (FPI) maupun Indeks Pembangunan Manusia (IPM)-nya. Berangkat dari masalah ini maka dilakukan penelitian ini dengan tujuan: [1] Merumuskan model kebijakan peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui skema pemulihan fungsi hutan, pengembangan kinerja MSME dan peningkatan daya beli petani. [2] Mengembangankan model kebijakan fiskal daerah (Belanja Publik, Belanja Pegawai, dan Belaja Sosial) yang dapat menstimulasi kinerja MSME dan kesejahteraan masyarakat secara makro di Provinsi Lampung. Penelitian akan mulai Mei samapaim Oktober 2016 dengan melakukan interpretasi citra satelit Landsat ETM7+ rekaman tahun 2000, 2002, 2006, 2009, dan 2013 disertai akuisisi data perekonomian BPS (2000-2016) maka dibangun 8 model persamaan simultan yang dimulai dengan mengambil perubahan variabel tutupan hutan negara [HN] dan hutan rakyat [HR] sebagai variabel penjelas terhadap pertumbuhan sektor pertanian [INCOMP_AGR] dan berturut-turut sebagai variabel bagi pertumbuhan sektor industri [IND_GW], bagi kinerja nilai tukar petani [NTP], bagi kinerja [MSME] dan bermuara bagi kinerja [HDI] Provinsi Lampung. Selanjutnya perlu dirumuskan [MSME] sebagai penentu pertumbuhan ekonomi yang sehat [ECON_GW]. Simpulan: (i) tiap ada 1% reforestasi pada [HR] akan meningkatkan [INCOMP_AGR] sebesar Rp 9.26 Juta/tahun, (ii) tiap kenaikan [INCOMP_AGR] mendahului kenaikan sektor industri [IND_GW] sekitar 4.7%. (iii) tiap kenaikan 1% [IND_GW] maka pangsa sektor industri [IND_SH] naik 0.12%, (iv), jika [IND_SH] naik 1% maka akan tumbuh UMKM 20 unit/10ribu penduduk, (v) bila [UMKM] tumbuh 1unit/10ribu penduduk maka pertumbuhan ekonomi [ECON_GW] akan naik 0.013%, (vi) Bila [ECON_W] naik 1% maka daya beli petani [NTP] akan meningkat sebesar 10.5 satuan, (vii) bila [NTP] naik 1 satuan maka [IPM] akan naik 0.147 satuan; dan (viii) tiap Rp 1M belanja sosial pemprov [SOS] 2 tahun kemudian akan meningkatkan [MSME] sebesar 2.28, sementara belanja publik di awal [PUB] malah menurunkan 2.22 unit/10ribu penduduk adapun belanja pengawai tidak nyata.

Item Type: Article
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Kehutanan
Depositing User: Dr. Agus Setiawan
Date Deposited: 10 Nov 2017 13:52
Last Modified: 10 Nov 2017 13:52
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/4590

Actions (login required)

View Item View Item