Triyono, Sugeng (2021) LAPORAN AKHIR I: CAMPURAN TKKS BEKAS MEDIA JAMUR MERANG PEMBUATAN DAN PENGUJIAN PELLET PUPUK KOMPOS BERBAHAN CAMPURAN TKKS BEKAS MEDIA JAMUR MERANG. Unila.
|
Text
Lap (Tahun I)_opt.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Tanaman membutuhkan nutrisi di sepanjang siklus hidupnya. Pupuk diberikan dalam rangka untuk memenuhi kebutuhan tanaman tersebut. Secara umum pupuk diberikan atau diaplikasikan di awal saat pengolahan lahan, kemudian sekitar 15-10 hari setelah tanam, dan saat menjelang berbungan atau sekitar umur 35-40 hari. Pengaplikasian pupuk tiga kali ini cukup merepotkan petani karena selain menambah tenaga juga menambah biaya. Selain itu, masalah rendahnya kadar hara NPK pada pupuk kompos membuat petani malas menggunakannya. Volume pupuk kompos yang besar juga membatasi penggunaannya. Di sisi lain, penambahan bahan-bahan organik ke lahan sangat diperlukan untuk mempertahankan keberlanjutan dalam jangka Panjang. Tujuan jangka panjang penelitian adalah untuk menghasilkan pupuk kompos pellet dengan pengkayaan unsur NPK dan tiga karakteristik rapuh, sedang, dan keras. Ketiga jenis pupuk kompos pellet tersebut hanya perlu diaplikasian sekali di awal tanam. Pupuk pellet yang rapuh akan langsung hancur, yang sedang akan hancur sekitar 20 hari, dan yang keras akan hancur sekitar 35 hari setelah aplikasi. Dengan demikian petani lebih mudah mengaplikasikannya dan hanya perlu mengaplikasikan pupuk kompos pellet sekali saja di awal tanam dalam satu siklus tanam. Sehingga biaya dan tenaga dalam proses produksi tanaman dapat dihemat, yang akhir harga komoditas bisa lebih kompetitif. Keuntungan lain adalah berupa penurunan volume curah sehingga memudahkan dalam pengepakan, penyimpanan, dan transportasi. Pupuk kompos dibuat dari campuran bahan-bahan seperti tandan kosong kelapa sawit bekas media jamur, kotoran sapi, kotoran ayam, serbuk sabut kelapa, arang sekam, lumpur limbah MSG yang tersedia di Daerah provinsi Lampung. Dengan metoda mengadonan dan pengepresan, campuran bahan-bahan kompos di pelletkan. Variasi penambahan air dan penambahan pupuk NPK pada waktu pengadonan dapat menghasilkan pupuk kompos pellet dengan tiga karakteristik tersebut di atas. Pada Tahun I (2021), penelitian digunakan untuk mengkaji pengaruh kadar air atau penambahan air dan konsentrasi NPK pada waktu pengadonan terhadap karakteristik pupuk kompos pellet. Hasil Penelitian I menunjukkan bahwa kadar air dan pengayaan NPK berpengaruh nyata terhadap beberapa sifat fisik kompos pelet, yaitu: berat jenis curah (517,65 – 587,60 kg.m-3), berat jenis pelet (1059,55 – 1329,91 kg.m-3), kuat tekan ( 2,08 - 7,78 MN.m-2), soliditas (42,66 - 91,91%), PDI (62,11 - 97,68 %), waktu hancur (74,44 - 147,56 jam), dan pH (6,29-6,96). Semua pelet yang dihasilkan bersifat higroskopis. Ketahanan pelet sangat dipengaruhi oleh kadar air sedangkan pH dipengaruhi oleh kadar pengayaan NPK. Kandungan fosfor dan kalium dapat dipertahankan dengan menggunakan mesin pelletizer tipe auger, sementara nitrogen mengalami penurunan. Akhirnya, percobaan menunjukkan bahwa perlakuan kadar air 10-15% dan kadar NPK 3% (W1N2) menghasilkan pelet kompos dengan kelarutan terendah, sedangkan perlakuan kadar air 20-25% dan kadar NPK 0% (W2N1) dan perlakuan kadar air 30-35% dan kadar NPK 0% (W3N1) menghasilkan pelet kompos dengan kelarutan tertinggi. Pada Tahun II (2022), penelitian digunakan untuk menguji pupuk kompos pellet dengan tanaman di pot. Pupuk kompos pellet diuji pada tanaman sayuran, padi, jagung, kedele. Rancangan pupuk pellet adalah pellet yang rapuh diperkaya dengan pupuk NPK, pellet yang sedang diperkaya dengan urea, dan pupuk pellet yang keras diperkaya dengan urea dan KCl. Pengujian dilakukan dengan cara membandingkan antara aplikasi pupuk pellet rancangan dengan aplikasi pupuk konvensional dengan dosis rekomendasi umumnya. Tingkat dan laju kehancuran pupuk kompos pelet di media tanam diamati. Selain itu parameter agronomis tanaman seperti pertumbuhan dan hasil panen juga didata. Pada Tahun III (2023), penelitian digunakan untuk menguji plot pupuk kompos pellet di lahan petani dan promosi. Pupuk kompos pellet hasil rancangan pada penelitian Tahun II diperkenalkan kepada petani mitra dan diuji di lahan. Kegiatan terdiri dari promosi dan sosialisasi produk pupuk kompos pellet kepada petani tanaman pangan, industri, dan hortikultura. Dari aspek usaha, produk pupuk kompos pelet dan kemasan dengan beberapa ukuran termasuk desainnya akan dikembangkan. Pupuk pellet juga dikembangkan ke arah spesifik jenis tanaman terutama untuk tanaman bunga. Masalah administrasi dan perjanjian usaha diselesaikan pada penelitian tahap Tahun III.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Teknik Pertanian |
Depositing User: | DR.Ir.M.Sc Sugeng Triyono |
Date Deposited: | 12 Jun 2022 11:44 |
Last Modified: | 12 Jun 2022 11:44 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/42335 |
Actions (login required)
View Item |