Rosalia, Feni and Kagungan, dian (2022) Millenial Dan Kebijakan Pengembangan Desa Wisata. In: Millenial Dan Kebijakan Pengembangan Desa Wisata. Aura Publishing, pp. 1-85.

[img]
Preview
Text
MILLENIAL DAN KEBIJAKAN PENGEMBANGAN DESA WISATA.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Kajian tentang pembangunan desa tengah populer dalam diskursus politik dan pemerintahan. Terbitnya UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yang melahirkan adanya kebijakan tentang dana desa dan mengakibatkan peningkatan yang signifikan pada pengembangan inovasi desa. Seiring dengan adanya kemajuan teknologi informasi dan komunikasi, Pemerintah mulai melakukan pengembangan suatu inovasi kebijakan yang memanfaatkan teknologi supaya terbangun desa yang smart. Kebijakan desa berbasis digital adalah kebijakan yang menciptakan suatu desa supaya mampu dan bisa dalam menyelesaikan masalahnya sendiri secara cerdas dan desa yang bisa dan mampu menggunakan teknologi digital untuk mengembangkan potensi di tingkat desa termasuk potensi pariwisata. Sebagai sebuah konsep baru, kebijakan desa berbasis digital di Indonesia masih belum maksimal. Masih banyak ditemukan gap antara kajian teoritis dengan praktik dalam penerapannya, dengan tujuan membangun masyarakat yang paham teknologi tidak hanya demi meningkatkan kualitas SDM saja, tetapi adanya kebijakan desa berbasis digital ini akan meningkatkan efektifitas pengembangan pariwisata berbasis teknologi (digital tourism). Buku ini dimaksudkan sebagai referensi untuk mengkaji permasalahan yang berkaitan dengan peran milenial (kaum muda) saat ini memegang peran penting dalam explore potensi desa wisata terlebih di masa pandemi saat ini. Kaum millennial sebagai cross cutting interpreters (kelompok yang mampu bertemu dan diterima oleh semua pemangku kepentingan pariwisata baik di internal desa wisata maupun dengan pihak eksternal, seperti wisatawan, pemerintah daerah, pihak swasta (investor) maupun kelompok kepentingan tertentu. Karena dapat diterima oleh semua pihak, kaum millenial juga memiliki peran sebagai sang penafsir (interpreter group). Keseluruhan bab dalam buku ini akan berisi uraian fakta-fakta empiris yang diambil dari hasil-hasil penelitian dan diperkuat melalui kajian literatur yang relevan. Melalui hasil-hasil penelitian yang disajikan dalam buku ini, penulis mengajak para pembaca untuk mendeskripsikan, mengelaborasi peran milenial sebagai cross cutting interpreters, dimana terdapat fakta kaum milenial kerap dibutakan dalam perangkap modernitas yang menawarkan kamuflase dalam bingkai hidup konsumerisme. Sehingga, kaum milenial menjadi kurang percaya diri dalam mengaktualisasikan diri secara autensitas berbasis kearifan budaya lokal karena mereka telah terbawa arus kapitalisme global. Padahal, milenial (kaum muda) memegang peran penting dalam kebijakan pengembangan desa wisata termasuk kegiatan pemasaran/promosinya. Kehadiran buku ini dihadapan para pembaca, diharapkan dapat membuka wawasan tentang pentingnya peran milenial dalam mengexplore potensi desa wisata termasuk mambantu pemasaran dan promosinya sehingga diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Semua pihak menyadari bahwa pengembangan pariwisata tetap merupakan tanggungjawab semua pihak. Tidak hanya milenial; sebab jika pengelolaan pariwisata berjalan sendiri-sendiri abai terhadap kolaborasi, niscaya akan berdampak negative bagi kesejahteraan masyarakat lokal. Semoga buku ini berguna bagi pembaca, khususnya yang memberikan perhatian pada peningkatan kualitas pembangunan kepariwisataan di daerah

Item Type: Book Section
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
Depositing User: DIAN KAGUN
Date Deposited: 18 May 2022 07:19
Last Modified: 18 May 2022 07:19
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/41677

Actions (login required)

View Item View Item