Pramono, Eko and Handayani, T.T. and Timotiwu, P.B. and Manik, Tumiar Katarina (2021) DEMPLOT TUMPANGSARI SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench.) DAN BUNCIS (Phaseolus vulgaris L.) DI DATARAN TINGGI SEKINCAU. Universitas Lampung. (Unpublished)
|
Text
Eko Pramono_Laporan_PPMU_2021_compressed_C-ke repo.pdf Download (409kB) | Preview |
Abstract
Potensi sebagai sumber pangan dan pakan sangat memungkinkan sorgum dikembangkan di Indonesia. Sebagai tanaman pangan dataran rendah-menengah, tidak menutup kemunkinan juga harus dikembangkan di dataran menengah-tinggi di masa depan untuk menyediakan pakan ternak dan pangan bagi manusia yang berada di wilayah dataran tinggi. Pertanaman sorgum di dataran tinggi paling layak adalah dengan sistem tumpangsari juga. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan petani tentang pertanaman tumpangsari buncis dengan sorgum. Kegiatan ini dilaksanakan di Desa Sekincau Kecamatan Sekincau Kabupaten Lampung Barat, pada April-September 2021. Demplot pertanaman terdiri dari tumpangsari buncis tegak dan rambat dengan sorgum dibuat di lahan UPBS- BBI Sekincau. Tumpangsari buncis-sorgum ini menggunakan metode 4:1, yaitu setiap empat baris buncis ditanam satu baris sorgum, sehingga populasi buncis tetap 100% dan populasi sorgum hanya 50%. Sebagai pembanding adalah pertanaman monokultur buncis maupun sorgum dengan populasi 100%. Acara temu lapang diadakan di lahan pertanaman demplot tersebut. Pretes, penjelasan, diskusi, dan postes dilaksanakan pada acara temu lapang. Hasil menunjukkan bahwa pemahaman para peserta penyuluhan melalui demplot ini sangat bagus. Semua peserta menyatakan bahwa tanaman buncis tidak mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan, dan pertumbuhan sorgum yang mengalami gangguan pada tumpangsari buncis-sorgum tersebut. Para petani peserta juga menyatakan bahwa mereka mampu melakukan budidaya buncis ditumpangsari dengan sorgum, dan di masa depan mau mencoba melakukannya. Pemanenan hasil dari demplot tersebut menunjukkan bawah produktivitas buah dan benih buncis tidak berbeda jauh, sedangkan produktivitas benih dan hijauan sorgum jauh berbeda antara yang dipanen dari tumpangsari dengan yang monokulturnya. Dengan demikian, kegiatan demplot ini sudah mampu menghilangkan kekhawatiran para petani tentang kemungkinan berkurangnya produksitivitas buncis, terutama produksi buahnya dalam tumpangsari dengan sorgum. Hasil ini ke depan dapat menjadi landasan pengembangan tanaman sorgum di dataran tinggi bertumpangsari dengan buncis, juga tanaman sayuran lainnya.
Item Type: | Other |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Agronomi dan Hortikultura |
Depositing User: | Eko Pramono |
Date Deposited: | 10 Jan 2022 09:39 |
Last Modified: | 10 Jan 2022 09:39 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/37774 |
Actions (login required)
View Item |