Noviany, Noviany and Hadi, Sutopo and Nofiani, Risa (2019) Suplemen (Syarat Tambahan) Pengajuan Guru Besar: Hibah Penelitan Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) Multi tahun (2019-2021) dari Kemenristekdikti. Kemenristekdikti. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
PDUPT2019-2021_compressed.pdf

Download (7MB) | Preview

Abstract

Wabah virus korona baru (COVID-19) yang mulai merebak sejak Desember 2019 di Wuhan, China, sangat menyita perhatian dunia. Dari data WHO terkini (6 Desember 2020), dilaporkan terdapat 65.651.683 kasus terinfeksi dengan 1.519.193 kematian yang menjangkiti 216 negara di dunia, diantaranya di Indonesia ditemukan 569.707 kasus positif dengan 17.589 kematian. Menurut WHO dan FDA, sampai saat ini belum ada vaksin dan obat yang di klaim dapat mencegah dan mengobati pandemi virus korona (COVID-19), sehingga sangat diperlukan obat yang efektif dan aman untuk mengatasi pandemi tersebut. Merujuk pada penanganan COVID-19 di China, dilaporkan bahwa penggunaan obat tradisional China atau Traditional Chinese Medicine (TCM) berperan secara signifikan dalam dapat mencegah dan mengontrol penyebaran COVID-19 di China3. Terapi penggunaan TCM dinyatakan dapat membantu meningkatkan tingkat kesembuhan, mempersingkat perjalanan penyakit, menunda perkembangan penyakit, dan mengurangi tingkat kematian. Selain itu TCM disinyalir bekerja bukan hanya untuk menghambat virus, tetapi juga dapat menghalangi infeksi, mengatur respon imun, mengurangi kerja sitokin, dan mempromosikan perbaikan tubuh. Berdasarkan fakta tersebut, Indonesia berpeluang besar untuk menjadi “terdepan” dalam penemuan obat/vaksin dalam mengatasi pandemi COVID-19, karena memiliki keragaman biodiversitas khususnya tanaman berkhasiat obat yang telah dimanfaatkan secara turun menurun oleh nenek moyang untuk mengatasi berbagai pandemi di masa lalu. Tanaman turi (Sesbania grandiflora) merupakan salah satu tanaman obat Indonesia yamg sangat potensial dan prospek untuk diteliti dan dikembangkan sebagai kandidat obat fitofarmaka khususnya dalam mengatasi pandemi COVID-19. Penelitian ini diawali dengan pencarian bahan aktif antioksidan berupa ekstrak/fraksi aktif dari kulit batang S. grandiflora berpandukan pada hasil pengujian antioksidan (antioxidant bioassay guided) dengan metode DPPH Assay dan pendekatan metabolomik berbasis LC-MS-MS. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa ekstrak/fraksi aktif antioksidan paling tinggi diperoleh dari ekstraksi kulit batang S. grandiflora menggunakan campuran pelarut metanol-etilasetat 25%. Ekstrak/fraksi aktif ini kemudian diuji antivirus COVID-19 secara in vitro menggunakan reaksi enzimatis melalui penghambatan enzim protease 3CLpro dan berbasis sel (cell based assay). Ekstrak/fraksi yang paling aktif pada pengujian antioksidan selanjutnya diisolasi dan dimurnikan dengan metode kromatografi meliputi kromatografi cair vakum dan kromatografi kolom gravitasi. Analisis kemurnian senyawa dilakukan secara fisika dengan penentuan titik leleh dan uji KLT menggunakan sistem eluen yang berbeda. Penentuan struktur isolat dilakukan menggunakan spektroskopi LC-MS-MS dan perbandingan dengan senyawa standar. Senyawa-senyawa hasil isolasi pada tahun penelitian sebelumnya telah berhasil dipublikasikan di dua jurnal bereputasi internasional terindeks Scopus dan Web of Science di tahun ke-2 riset (2020) yaitu jurnal Phytochemistry Letters (Scopus, Q2; IF 2019: 1,459) dan tahun ke-3 riset (2021) di Journal of Natural Medicines (Scopus: Q1; IF 2019-2020: 2,150). Lima senyawa hasil isolasi (dinamai sesbagrandiflorain) yang dilaporkan pada ke-2 jurnal tersebut telah berhasil diuji secara in silico menggunakan doking molekul. Ekstrak dan senyawa potensial antioksidan dan anti-COVID-19 yang dihasilkan dari penelitian pada tahun ke-3 ini telah dibuat sebagai manuskrip yang dipublikasikan pada jurnal ilmiah bereputasi internasional Archives of Pharmacal Research (Scopus; Q1; WoS IF 2020: 2,946) dengan status submitted pada Oktober 2021 dan telah dibuat draft paten sederhana. Tingkat Kesiapterapan Teknologi (TKT) yang telah dicapai pada tahun ke-3 adalah TKT 3, yaitu pembuktian konsep awal bahwa tumbuhan S. grandiflora memiliki kandungan metabolit sekunder yang berpotensi sebagai inhibitor antivirus COVID-19, sehingga prospek untuk diteliti lebih lanjut pada tingkat riset terapan dalam rangka penemuan kandidat obat/vaksin baru anti-COVID-19.

Item Type: Other
Subjects: Q Science > QD Chemistry
Divisions: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) > Prodi Kimia
Depositing User: Dr Noviany
Date Deposited: 13 Dec 2021 09:38
Last Modified: 13 Dec 2021 09:38
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/37270

Actions (login required)

View Item View Item