Rani Himayani, Rani and Helmi Ismunandar, Helmi Fibrous Displasia. MEDULA, medicalprofession journal of lampung university, 11 (1). ISSN 2339-1227
|
Text
173-Article Review-967-1-10-20210717.pdf Download (750kB) | Preview |
Abstract
Fibrous displasia adalah lesi fibro-oseus intramedulla jinak. Fibrous displasia terjadi dari mutasi pengaktifan somatik (gain-of-function) pasca zigotik di GNAS, yang mengkodekan G-protein terkait jalur AMP, Gsα. Keterlibatan kulit, tulang, dan sistem endokrin konsisten dengan peristiwa mutasi di awal embriogenesis, yang terjadi sebelum diferensiasi 3 lapisan embrio. Diagnosis hanya dapat dilakukan setelah evaluasi menyeluruh terhadap tingkat penyakit skeletal yaitu monostotik/poliostotik dan adanya manifestasi ekstra-skeletal. Displasia fibrosa monostotik didefinisikan sebagai adanya displasia fibrosa hanya pada satu tempat kerangka. Displasia fibrosa poliostotik didefinisikan sebagai adanya displasia fibrosa di lebih dari satu situs kerangka tanpa manifestasi ekstra-skeletal. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan foto polos ataupun CT scan yang berguna untuk mengetahui arah keganasan. Optimalisasi gaya hidup merupakan target utama dari terapi fibrous dysplasia. Perawatan medis disarankan untuk mengurangi nyeri, menstabilkan lesi, dan mendukung struktur tulang untuk menghindari fraktur. Sedangkan terapi bedah lebih disukai dalam mengobati deformitas, untuk menghindari patah tulang patologis, dan mengobati lesi simptomatik. Transformasi maligna pada FD sangat jarang terjadi namun follow-up rutin harus tetap dilakukan.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | R Medicine > RD Surgery |
Divisions: | Fakultas Kedokteran (FK) > Prodi Pendidikan Dokter |
Depositing User: | HELMI ISMUNANDAR |
Date Deposited: | 15 Nov 2021 01:28 |
Last Modified: | 15 Nov 2021 01:28 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/36831 |
Actions (login required)
View Item |