Sulistyorini, Rahayu (2015) BERAPA RUPIAH TERBUANG PERCUMA AKIBAT KEMACETAN DITINJAU DARI PEMBOROSAN BAHAN BAKAR STUDI KASUS JL ZA. PAGAR ALAM-TEUKU UMAR BANDAR LAMPUNG. badan penelitian dan pengembangan inovasi daerah provinsi lampung.

[img]
Preview
Text
agst a.pdf

Download (637kB) | Preview
[img]
Preview
Text
agst gab.pdf

Download (544kB) | Preview
[img]
Preview
Text
agst k.pdf

Download (495kB) | Preview

Abstract

Kemacetan terjadi hampir di setiap selang waktu lalulintas di kota besar, termasuk di Bandar Lampung. Kemacetan ini menyebabkan banyak kerugian ditinjau secara finansial dari beberapa faktor seperti polusi, kehilangan waktu, pemborosan bahan bakar, dan faktor psikologis diantaranya stres. Kerugian finansial ini akan berimplikasi pada penurunan poduktifitas dan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Penelitian ini mencoba menganalisis seberapa besar kerugian akibat kemacetan jika ditinjau dari pemborosan bahan bakar. Diharapkan hasil yang diperoleh dapat menjadi perhatian bagi pemerintah untuk mengurangi kerugian seperti contohnya menerapkan manajemen lalulintas. Penelitian ini dilakukan sepanjang Jalan Z.A Pagar Alam - Teuku Umar (±3.7 km). Semakin lama waktu perjalanan dibutuhkan, maka semakin besar jumlah liter bahan bakar yang dibuang sehingga jika dirupiahkan akan besar. Jenis kendaraan yang ditinjau adalah mobil pribadi berbahan bakar bensin dan solar, angkot serta BRT. Survey pencacahan kendaraan serta wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang diperlukan, yaitu konsumsi bahan bakar pada kondisi kendaraan tertunda akibat macet. Hasil penelitian menunjukkan kerugian akibat konsumsi bahan bakar sangat besar sekitar Rp. 4.765.223.503, - per tahun dengan sample sepanjang 3,7 km segmen jalan. Angka ini hanya mengambil sampel 8.123 kendaraan. Dengan mengasumsikan jumlah kendaraan di Bandar Lampung pada Tahun 2015 sebesar 169.370 kendaraan (dengan asumsi pertumbuhan kendaraan 12 % per tahun). Jika diasumsikan lagi rata-rata setiap kendaraan menempuh 8-10 km per hari nya, maka total jumlah kerugian per tahunnya menjadi Rp. 267.2 Miliar per tahun. Suatu jumlah yang sangat besar mengingat hitungan ini hanya berdasar satu faktor saja yaitu konsumsi bahan bakar akibat kemacetan. Jika ditambah dengan keugian akibat polusi, kehilangan nilai waktu juga kerugian lainnya, maka jumlah ini akan jauh lebih besar lagi. Hal ini bisa menjadi pertimbangan pemerintah untuk mengambil tindakan pengurangan kemacetan yang tidak begitu mahal seperti manajemen lalulintas, tetapi dapat menguangi kemacetan sehingga kerugian finansial tadi dapat ditekan bahkan dihilangkan

Item Type: Other
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Teknik (FT) > Prodi Teknik Sipil
Depositing User: RAHAYU SUL
Date Deposited: 26 Aug 2021 13:10
Last Modified: 26 Aug 2021 13:10
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/33652

Actions (login required)

View Item View Item