Asmara, Sandi and Irwnsyah, Deby Rancang Bangun Alat Pengering Mekanis Biji Jagung Tipe Batch Dryer Berpengaduk. In: Seminar Nasional Rapat Tahunan Dekan Wil Barat Bidang Ilmu Pertanian, 29 - 30 April 2009, Serang Banten.
|
Text
Scan2021-04-06_153145.pdf - Published Version Download (7MB) | Preview |
Abstract
Permasalahan utama alat pengering yang sudah ada adalah penyebaran suhu pada bahan kurang merata sehingga kadar air yang dihasilkan tidak seragam atau merata.Untuk itu diperlukan alternatif alat pengering yang dilengkapi dengan pengaduk pada bak pengering sehingga bahan yang dikeringkan dapat kontinu bergerak dan kadar air yang dicapai merata serta diharapkan pemanfaatan energinya lebih optimum. Pengujian alat pengering mekanis biji jagung tipe batch dryer berpengaduk dilakukan dengan 2 pengujian. Pertama pengujian tanpa beban dengan kipas berkecepatan 1407 rpm dan tanpa kipas. Penyebaran suhu relatif lebih cepat merata (pada ruang plenum) jika menggunakan kipas, udara panas lebih banyak termanfaatkan. Tanpa kipas pemanfaatan udara panasnya lebih sedikit dan penyebaran suhunya lebih lambat merata. Pengujian kedua yaitu pengujian dengan beban yang bertujuan untuk mengukur penyebaran suhu di ruang plenum dan bahan di bak pengering serta melakukan analisis pengeringan. Hasilnya rata-rata suhu udara pengering di ruang plenum pada pengeringan dengan pengaduk adalah 76,57 °C dan suhu rata-rata bahan pada ruang pengering adalah 36,47 °C. Sedangkan tanpa pengaduk, suhu pengeringan pada ruang plenum sebesar 76,60 oC dan suhu bahan di ruang pengering sebesar 36,75 oC., Kadar air rata-rata pada akhir proses pengeringan dengan pengaduk mencapai 13,69 % dengan laju pengeringan rata-rata 1,06 kg.H2O/jam atau 2,04 %bb/jam. Sedangkan tanpa pengadukan dengan waktu yang sama, kadar air akhir yang diperoleh sebesar 14,15 % dan belum tercapai kadar air yang diharapkan. Oleh karena itu, pengeringan dengan pengadukan bahan secara kontinu lebih baik karena dapat membantu mempercepat proses penurunan kadar airnya dengan kadar air yang merata. Waktu yang dibutuhkan untuk menurunkan kadar air biji jagung dari kadar air awal hingga kadar air akhir 12 – 14 % adalah 5 jam, dengan rata-rata beban uap air 5,31 kg.H2O. Rata-rata energi yang digunakan sebesar 93.164,11 kJ sedangkan energi yang digunakan untuk menguapkan air adalah 12.310,66 kJ. Sehingga diperoleh efisiensi pengeringan sebesar 13,22 %. Nilai efisiensi kecil, karena banyak panas yang hilang selama proses pengeringan berlangsung antara lain saat penambahan bahan bakar, melalui celah-celah pada ruang pembakaran dan bagian atas bak pengering yang terbuka sehingga udara panas langsung
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Teknik Pertanian |
Depositing User: | SANDI ASMARA |
Date Deposited: | 07 Apr 2021 01:38 |
Last Modified: | 07 Apr 2021 01:38 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/28947 |
Actions (login required)
View Item |