Setiawan, Deni and Niswati, Ainin and Yusnaini, Sri (2016) Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Aplikasi Mulsa Bagas terhadap Respirasi Tanah pada Pertanaman Tebu (Saccharum officanarum L) Tahun ke-5 Plant Cane di PT Gunung Madu Plantations. Jurnal Agrotek Tropika, 4 (1). pp. 99-104. ISSN 2337-4993
|
Text
JAT 4(1) 99-104 Januari 2016.pdf - Published Version Download (79kB) | Preview |
Abstract
Respirasi tanah merupakan suatu proses yang terjadi di dalam tanah karena adanya kehidupan dan aktivitas dari mikroorganisme di dalam tanah yang dalam aktivitasnya membutuhkan O2 dan mengeluarkan CO2. Respirasi tanah juga merupakan suatu indikator yang baik terhadap mutu tanah. Sistem olah tanah pada tanah yang diolah mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) karena tanah yang diolah mempunyai aerasi yang lebih baik dibandingkan tanah yang tidak diolah (TOT) dan tanah yang diaplikasi kan mulsa bagas mampu meningkatkan respirasi tanah dibandingkan tanpa aplikasi mulsa bagas karena pemberian bahan organik akan meningkatkan aktivitas mikroorganisme, mikroorganisme menggunakan bahan organik sebagai sumber energinya.oleh karena itu perlakuan sistem olah tanah dan pemberian mulsa bagas akan mempengaruhi aktivitas mikroorganisme tanah yang dapat diukur dengan respirasi tanah. Penelitian dilaksanakan bulan September 2014 hingga Januari 2015. Penelitian ini dirancang secara split plot dalam rancangan acak kelompok (RAK) dengan 5 kali ulangan. Petak utama yaitu sistem olah tanah yang terdiri dari dari tanpa olah tanah (T0) dan olah tanah intensif (T1). Anak petak adalah aplikasi mulsa bagas, yang terdiri dari tanpa mulsa bagas (M0) dan mulsa bagas 80 t ha-1 (M1). Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam pada taraf 5%, yang sebelumnya telah diuji homogenitas ragamnya dengan uji Bartlett dan aditivitasnya dengan uji Tukey, dan dilanjutkan dengan uji BNT pada taraf 1% dan 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem olah tanah dan aplikasi mulsa bagas memberikan pengaruh yang nyata terhadap respirasi tanah pada 0 BSP dan 3 BSP namun tidak ada interaksi antara pengolahan tanah dan aplikasi mulsa bagas. Hasil uji BNT 5% menunjukan respirasi pada tanah yang diolah lebih tinggi dibandingkan tanah yang tidak diolah dan tanah yang diaplikasikan mulsa lebih tinggi dibandingkan tanpa aplikasi mulsa. Rata-rata respirasi tanah tertinggi pada olah tanah pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 41,92 mg jam-1 m-2 dan 45,62 mg jam-1 m-2sedangkan yang terendah yaitu 36,46 mg jam-1 m-2dan 40,55 mg jam-1 m-2 dan rata-rata respirasi tanah tertinggi yang diaplikasi mulsa pada pengamatan 0 BSP dan 3 BSP berturut-turut yaitu 42,11 mg jam-1 m-2 dan 46,40 mg jam-1 m-2 dan respirasi tanah terendah yang tanpa aplikasi mulsa yaitu 36,26 mg jam-1 m-2 dan 39,77 mg jam-1 m-2. Hasil uji korelasi menunjukkan tinggi rendahnya C-Organik tanah, pH tanah, kelembaban tanah dan suhu tanah tidak berpengaruh nyata terhadap respirasi tanah.
Item Type: | Article |
---|---|
Subjects: | S Agriculture > S Agriculture (General) |
Divisions: | Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Ilmu Tanah |
Depositing User: | Prof Dr Ainin Niswati |
Date Deposited: | 02 Jun 2017 02:05 |
Last Modified: | 02 Jun 2017 02:05 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/2793 |
Actions (login required)
View Item |