Persada, Citra and Rusmiati, Fadhilah (2020) Ketika Pariwisata Terguncang dan harus Beradaptasi Menghadapi Pandemi Covid-19. In: Covid19 dan Disrupsi: Tatanan Sosial Budaya, Ekonomi, Politik dan Multi. Pusaka Media, Bandarlampung, pp. 431-444. ISBN 978-623-6569-62-7
|
Text
COVID19 & DISRUPSI Rev2 Upload.pdf Download (5MB) | Preview |
Abstract
Pandemi Covid-19 yang melanda hampir seluruh dunia, termasuk Indonesia dan juga Lampung. Bencana non alam ini berdampak luas pada sektor-sektor penting ekonomi global, tak terkecuali industri pariwisata. Respon para pemangku kepentingan sektor pariwisata terhadap pandemi sangat beragam, sebagian besar berusaha menyiapkan langkah-langkah adaptasi agar bisa bangkit dengan cepat. Pada setiap tahapan adaptasi sektor pariwisata dalam tulisan ini terlihat bahwa peran stakeholders dan komunitas sangat penting, baik pada tahap Tanggap Darurat-Tangguh (Outbreak to Survival Phase); tahap Pemulihan (Recovery Phase) maupun pada tahap Normal dengan Kebiasaan Baru (Normalitation phase). Dalam menghadapi masa tanggap darurat pandemi, adaptasi yang dilakukan adalah bertahan (survival) bagi pelaku pariwisata, sebagaimana sektor lainnya. Para pelaku pariwisata banyak yang melakukan aksi sosial dan juga pindah ke industri kreatif yang menjadi kebutuhan dasar, seperti kuliner dan fashion. Dalam tahapan kedua adalah persiapan menuju new normal, pada tahap ini pelaku pariwisata bersama masyarakat bersama-sama menyiapkan produk pariwisata sesuai dengan kebiasaan baru. Pada tahap new normal, sektor pariwisata diharapkan sudah memiliki paradigma pengembangan adaptif dan inovatif dalam kesiapan menghadapi kebiasaan baru tersebut. Sebagai industri jasa, pariwisata bukan hanya bicara target ekonomi atau investasi di obyek wisata semata, pariwisata adalah tentang manusianya dalam hal ini wisatawan dan tuan rumah (masyarakat lokal). Ketika pandemi datang, orang “dipaksa” untuk tidak melakukan perjalanan dan masyarakat lokal menjadi “curiga” dengan tamu dari luar atau pengunjung. . Banyak faktor yang mempengaruhi seberapa cepat pemulihan pariwisata di era new normal. Pergeseran produk dan pasar pariwisata di masa kebiasaan baru (new normal) adalah keniscayaan. Respon kebijakan yang tepat di bidang pariwisata, kondisi psikologis positif masyarakat untuk kembali berwisata, dan kesiapan masyarakat di destinasi pariwisata adalah tiga hal yang utama. Akhirnya, kesiapan stakehoders bidang pariwisata, mulai dari pemerintah daerah, dan pelaku pariwisata (swasta atau pengelola wisata, dan masyarakat) menjadi kunci new normal. Dari sisi kebijakan, Provinsi Lampung memiliki potensi pariwisata yang sangat mungkin dikembangkan, oleh sebab itu perlu dilakukan re-plan, re-focus dan re-upgrade di bidang pariwisata. Pengelola pariwisata segera berbenah melakukan re-branding bersama pemerintah daerah. Kampanye dan uji coba pariwisata yang bersih, sehat, dan aman dapat segera dilakukan, dilanjutkan dengan sertifikasi destinasi wisata yang memenuhi syarat untuk dikunjungi agar pariwisata menggeliat kembali.
Item Type: | Book Section |
---|---|
Subjects: | G Geography. Anthropology. Recreation > GV Recreation Leisure |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) > Prodi Ilmu Pemerintahan |
Depositing User: | CITRA PERSADA PERSADA |
Date Deposited: | 19 Nov 2020 11:35 |
Last Modified: | 19 Nov 2020 11:35 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/26134 |
Actions (login required)
View Item |