EC00202016823, 3 Juni 2020 (2020) HKI atas Buku Cergam berjudul "Wonotani Kanggo Nyegah Pepadhon Menungso Karo Khewan Alas Ing Pinggiran Taman Nasional" (Bahasa jawa0. 000188950.
|
Text
WONOTANI TNWK sertifikat_EC00202016823.pdf Download (772kB) | Preview |
Abstract
Buku Cerita Bergambar berjudul: Wonotani Kanggo Nyegah Pepadhon Menungso Karo Khewan Alas Ing Pinggiran Taman Nasional ini merupakan Edisi Bahasa Sunda yang diterjemahkan dari Edisi Bahasa Indonesia berjudul Mitigasi Konflik Manusia terhadap Satwa Liar di Zona Penyangga Taman Nasional dengan Menerapkan Budidaya Wanatani disertai dengan perubahan dalam bebarapa tipografisnya. Buku Ceritaa ini juga merupakan by product hasil penelitian kami yang dibiayai oleh Dirjen Dikti, Kementerian Pendidikan Nasional Tahun Anggaran 2012 dan 2013. Pesan utama dari buku cergam ini adalah untuk mengukuhkan best practice tentang penarapan wanatani yang masih ada dan untuk kampanye memperluas penerapannya di seluruh zona Penyangga Taman Nasional Way Kambas (TNWK). Khalayak sasaran utama buku cergam ini adalah para orang tua murid, guru-guru, penyuluh, dan tokoh masyarakat (yang merupakan transmigran dari Jawa, Bali, dan Sunda yang umumnya kurang memahami budidaya di sekitar ekosistem hutan) untuk diwariskan kepada anak-cucunya. Pesan-pesan yang terkandung di dalamnya penting untuk meningkatkan pemahaman bahwa akar masalah konflik manusia-satwa liar utamanya adalah adanya kesenjangan (gab) biodiversitas di dalam intra-TNWK (yang merupakan kawasan konservasi yang ketat dengan tingkat biodiversitas yang sangat tinggi) terhadap zona penyangga yang umumnya berupa budidaya monokultur tanaman pertanian yang sangat rendah biodiversitasnya. Kesenjangan ini telah menyebabkan satwa liar dari dalam TNWK seperti tikus, kera, babi hutan, kancil, rusa, bahkan gajah dll menjadi lebih suka keluar ke zona penyangga terutama saat kemarau dimana berbagai tanaman budidaya masih terawat baik seperti jagung, pisang, kacang-kacang, singkong dll. Dengan begitu hewan predator khususnya harimau juga menjadi terdorong untuk selalu keluar ke zona penyangga untuk mengajar mangsa-mangsanya. Keluarnya predator ke zona penyangga ini yang membuka peluang konflik manusia dengan satwa liar tersebut. Frekuensi konflik manusia dengan gajah maupun harimau tersebut merupakan ukuran dari adanya besarnya gab biodiversitas antara intra-TNWK terhadap zona penyanggaya. Tensi gab ini dapat dimitigasi melalui perluasan penerapan budidaya wanatani di seluruh zona penyangga, karena budidaya wanatani telah dibuktikan dari berbagai riset kami ini maupun riset-riset sebelumnya merupakan agroekosistem yang tinggi tingkat biodiversitasnya, bahkan lebih tinggi dari pada hutan produksi yang dikelola secara baik pun. Penurunan gab biodiversitas ini pada gilirannya akan menurunkan konflik stawa liar dengan manusia, korban harta benda dan benda pun dapat sangat direduksi dan akhirnya satwa liar pun dapat diproteksi dengan sendirinya. Buku cergam ini dirancang untuk para pembaca dengan tingkat literasi yang sangat rendah (30-100 kata per menit) dan telah diujicoba sebagai suplemen pendidikan bermuatan lokal dengan kehandalan yang cukup tinggi. Pada kesempatan ini patut kami ucapkan kepada sposnor tunggal yaitu Dirjen Dikti, Kementerian yang membidangi pendidikan nasional di Indonesia.
Item Type: | Patent |
---|---|
Subjects: | H Social Sciences > H Social Sciences (General) S Agriculture > SD Forestry |
Divisions: | Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) > Prodi Komunikasi |
Depositing User: | Doctor Samsul Bakri |
Date Deposited: | 04 Jun 2020 02:07 |
Last Modified: | 04 Jun 2020 02:07 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/21729 |
Actions (login required)
View Item |