Purba, Aleksander (2018) Buku Monograf; Kereta Cepat Evolusi dan Perkembangan Terkini. In: Kereta Cepat Evolusi dan Perkembangan Terkini. Graha Ilmu-Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Lampung, Bandar Lampung, pp. 1-158. ISBN 978-602-262-851-4

[img]
Preview
Text (Kata Pengantar; Daftar Isi; Daftar Gambar; Isi Buku)
Bab 1-new.pdf - Updated Version

Download (715kB) | Preview
[img]
Preview
Text
Kata-Pengantar-Daftar Isi-ISI BUKU.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Era kereta cepat ditandai dengan kehadiran Tokaido Shinkansen menghubungkan Tokyo dan Shin-Osaka (Jepang) pada 1964 sekaligus mencetak sejarah sebagai kereta pertama dengan kecepatan komersial lebih 200 km/jam. Beberapa dekade sebelumnya mulai disadari masalah-masalah yang berkaitan dengan kapasitas yang dapat ditawarkan tipe rel sempit (1.067 mm) sampai munculnya sistem sepenuhnya baru dibangun mengimplementasikan tipe rel standar (1.435 mm). Sampai awal 1960-an –selain Shinkansen– terdapat beberapa kereta berkecepatan lebih 100 km/jam: Mistral-Prancis (160), Broadway Limited-AS (153), Bristrain-Inggris (145), Schauinsland-Jerman Barat (140), Cattevelo-Italia (140), Rheingold-Belanda (140), Edelweis-Belgia (140), dan Red Arrow-Uni Soviet (120). Langkah Tokaido Shinkansen kemudian diikuti TGV Prancis (Paris-South-East) yang mulai dioperasikan pada 1981 dengan kecepatan 260 km/jam, TGV Atlantic (1989), ICE Jerman (1991) dan AVE Spanyol (1992). Selanjutnya Eurostar yang melintasi selat Channel (1994), Thalys yang melintasi empat negara (1996), KTX Korea (2004), HSR Taiwan (2007) serta HST China (Beijing-Tienjin) yang dibuka pada 2008. Keretq cepat pertama di Asia Tenggara menghubungkan Halim (Jakarta) dan Tegalluar (Bandung) sepanjang 143 km diharapkan mulai melayani penumpang pada akhir 2020 atau awal 2021. Mengacu pengalaman panjang Jepang dan beberapa negara Eropa, pengembangan kereta cepat berdampak peningkatan perjalanan bisnis maupun wisata, mempererat relasi antarkota sekaligus menciptakan peluang pertumbuhan ekonomi setempat. Juga merajut integrasi bangsa dan langkah penting merevitalisasi penuaan prasarana transportasi berbasis rel. Meski secara teknis relatif mudah diimplementasikan, terdapat beberapa faktor mendasar yang patut dipertimbangkan secara saksama: geografi dan klimatologi, demografi dan sosio-ekonomi, pilihan dan potensi teknologi, bisnis dan industri pendukung, sistem jalan rel eksisting dan yang sedang dikembangkan, jumlah pengguna kereta konvensional dan peluang pasar yang disasar. Terakhir tetapi bisa (sangat) menentukan faktor (kestabilan) politik dan kemampuan finansial. Mungkin masih terdapat faktor lain yang relevan dipertimbangkan bergantung kondisi unik setempat tetapi berpotensi dan menentukan implementasi kereta cepat. Buku ini ditulis untuk menambah wawasan dan perspektif baru bertema evolusi serta perkembangan terkini kereta cepat, dengan harapan menambah khasanah ilmu pengetahuan dan teknologi khususnya kereta cepat dan teknik sipil secara umum. Kendati koridor Halim-Tegalluar kurang mencerminkan ciri kereta cepat yang umumnya jarak jauh, kehadirannya diharapkan menjadi pendorong bagi rencana pengembangan kereta cepat Jakarta-Surabaya dan koridor lainnya. Penulis sepenuhnya menyadari buku ini jauh dari sempurna sebagai karya ilmiah yang ideal. Oleh sebab itu kritik yang konstruktif sangat diharapkan guna perbaikan untuk penerbitan berikutnya.

Item Type: Book Section
Subjects: T Technology > TA Engineering (General). Civil engineering (General)
Divisions: Fakultas Teknik (FT) > Prodi Teknik Sipil
Depositing User: ALEKSANDER ALEX PURBA
Date Deposited: 04 May 2023 01:37
Last Modified: 04 May 2023 01:37
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/2021

Actions (login required)

View Item View Item