Benjamin, Benjamin (2016) KRONOLOGI KONFLIK ANTAR WARGA (Studi Kasus Konflik Antar Warga Desa Agom Kecamatan Kalianda dengan Warga Desa Balinuraga Kecamatan Way Panji Kabupaten Lampung Selatan). Universitas Lampung, Universitas Lampung. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
1. Laporan_Riset_Kronologi_Konflik_Antar_Warga_Benjamin.pdf

Download (23MB) | Preview
Official URL: http://silemlit.unila.ac.id

Abstract

Di latar belakang penelitian dijelaskan penelitian-penelitian sebelumnya lebih memfokuskan pada isu konflik yang disebabkan oleh kemiskinan, budaya, kecemburan sosial yang terjadi di masyarakat. Berdasarkan kajian-kajian tersebut, nampaknya belum ada yang menerapkan analisis teori tahapan konflik dan kronologi konflik dari Fisher. Kalaulah pada tahap prakonflik ada konsensus dan kesepahaman akan tuntutan kemungkinan tidak akan terjadi konflik. Penelitian ini perlu dilakukan agar potensi-potensi konflik sosial dapat diketahui sedini mungkin, sehingga dapat meminimalisir terjadinya konflik antarwarga. Berdasarkan kajian penelitian-penelitian tentang konflik, maka peneliti mencoba meneliti di kabupaten daerah lokasi penelitian yang beragam suku yang sudah hidup puluhan tahun. Selama ini, beragam konflik sudah pernah terjadi baik berupa konflik laten ataupun konflik manifes, di mana berbagai kejadian konflik dan kronologi konflik telah dilakukan baik melalui pendekatan lokal maupun pendekatan formal oleh pemerintah. Maka agar tidak terjadi lagi konflik anarkhis, diperlukan mengetahui penyebab konflik dan kronologi konflik antarwarga. Tujuan penelitian hendak memperoleh ketegasan konsep-konsep utama yaitu, diantaranya : 1. Menganalisa latar belakang penyebab dan pemicu konflik, dan 2. Menganalisa kronologi konflik. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik purposive sampling. Informan secara keseluruhan laki-laki dan dipilih secara purposive, mereka yang mengetahui, terlibat dalam konflik dan menguasai informasi tentang konflik, diantaranya: a. Para tokoh informal dari dua desa yang berkonflik, seperti tokoh agama (kyai/ustadz), tokoh desa/masyarakat (karena kaya, terpandang, berpendidikan), tokoh pemuda dan guru. b. Wargawarga dari dua wilayah desa yang berkonflik yang mempunyai kedudukan secara struktural di dalam masyarakat, seperti Kepala Desa, Perangkat Desa (Carik, kepala dukuh dan pembantu pamong). c. Perwakilan dari pihak-pihak yang berkonflik dari dua desa tersebut. d. Aparat penegak hukum dan aparat pemerintahan daerah Kabupaten Lampung Selatan, seperti Polisi, aparat pemerintah Kabupaten Lampung Selatan, Camat Kalianda, dan Camat Balinuraga. Kesimpulan: 1. Latar belakang penyebab konflik sosial antarwarga Balinuraga, diantaranya karena sikap arogansi, keonaran dengan atribut pakaian adat menyerang pihak lawan, terakumulasi kebencian, kekecewaan dan dendam secara emosinal pada korban, tersumbatnya komunikasi sosial antarbudaya, sehingga hubungan terjalin kurang baik, lemahnya peran aktif dan silaturahmi dari para pemuda dan tokoh masyarakat desa, legitimasi kehadiran warga dan Desa Balinuraga di wilayah yang belum sepenuhnya diizinkan. Disamping itu karena kurangnya pembinaan bagi generasi muda dan sosialisasi nilai-nilai moral, proses dialog nonintensif, non komunikatif dan nonkonsensus mengenai tuntutan ganti rugi, dan laporan fitnah isu pelecehan seksual merupakan pemicu konflik sebagai penyebab konflik antarwarga yang destruktif. 2. Terjadinya konflik secara kronologis pada tahapan konflik yang berurutan, di mana setiap tahap aktivitas, intensitas ketegangan dan kekerasan terjadi berbeda-beda, sehingga membentuk gambar kurva linier. Pada tahap prakonflik diawali dengan persepsi dan penilaian penyebab konflik, respon pemerintah lamban dalam menangani permasalahan, reaksi atas kebijakan pemerintah berseberangan dengan aspirasi masyarakat, rendahnya frekuensi silaturahmi dan kebersamaan antarwarga antardesa dari tokoh masyarakat dan pemuda, dan kurangnya pembinaan generasi muda. Berita isu pelecehan seksual, membuat geram warga masyarakat Lampung Selatan. Dalam pelaksanaan dialog terjadi nonkomunikatif dan nonintensif tanpa hasil kesepakatan dan kesepahaman tentang tuntutan. Terjadilah eskalasi konflik pada tahap konfrontasi dengan beberapa kali serangan dan pertahanan serangan, dengan fase hanya semalam beranjak ke puncak konflik. Akibat konflik sosial Balinuraga terjadi kerusakan, korban berjatuhan dan warga mengungsi. Kata kunci : kronologi konflik, latar belakang penyebab dan pemicu konflik dan tahapan konflik

Item Type: Other
Subjects: H Social Sciences > H Social Sciences (General)
H Social Sciences > HM Sociology
Divisions: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) > Prodi Sosiologi
Depositing User: BENJAMIN
Date Deposited: 17 Mar 2020 08:55
Last Modified: 17 Mar 2020 08:55
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/18767

Actions (login required)

View Item View Item