Nilla, Nargis and Elly, Nurlalili (2018) NUSYUZ SUAMI TERHADAP ISTRI DALAMPERSPEKTIFHUKUM ISLAM. Pactum Law Journal, 01 (04). pp. 434-450. ISSN 2615-7837
|
Text
1341-4457-1-PB.pdf Download (436kB) | Preview |
Abstract
Perkawinan dalam Islam tidak semata-mata sebagai hubungan antara suami dan istri, tetapi lebih dari itu Islam memandang perkawinan merupakan suatu perbuatan yang bernilai ibadah karena setiap tindakan yang dilakukan masing-masing pasangan ketika menunaikan hak dan kewajibannya dalam perkawinan adalah perbuatan yang bernilai baik dan buruk.Hak dan kewajiban dalam rumah tangga yang tidak berjalan sebagaimana yang sudah diatur hal ini dalam Islam dikenal dengan istilah nusyuz. Permasalahan nusyuz di Indonesia selalu dikaitkan dengan istri, begitupula di dalam pengaturan hukumnya yaitu dalam Kompilasi Hukum Islam (KHI) hanya mengatur mengenai nusyuz istri. Nusyuz yang terjadi dalam rumah tangga dapat datang dari pihak istri atau pihak suami, sebagaimana dalam Q.S An-Nisaa’ [4] : 128 dijelaskan nusyuz yang datang dari pihak suami dilakukan dengan meninggalkan kewajibannya dan tidak memenuhi hak-hak istri. Selain ayat di atas, Q.S An-Nisaa’ [4] ayat 20-21 dan 129-130, hadits Nabi Saw(Shollalahualaihiwassalam)(HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Nasa’i) dan Pasal 116 huruf (d), (g), (k)KHI di dalamnya menjelaskan mengenai nusyuz yang datang dari pihak suami. Secara sosial suami juga dapat melakukan nusyuz hal ini seperti yang terjadi di Bandar Lampung, suami tidak menjalankankewajiban dalam rumah tangga dengan tidak memenuhi kebutuhan istri dan anak-anaknya. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dan tipe penelitiannya adalah tipe peneltian deskriptif. Pendekatan masalah yang digunakan adalah pendekatan yuridis normatif. Data yang digunakan adalah data sekunder yang terdiri atas bahan hukum primer, bahan hukum sekunder dan bahan hukum tersier. Pengumpulan data dilakukan dengan studi pustaka. Pengolahan data dilakukan dengan cara pemeriksaan data, klasifikasi data dan sistematisasi data. Data yang terkumpul kemudian dianalisis secara kualitatif lalu ditarik kesimpulan dengan metode deduktif.Hasil penelitian dan pembahasan bahwa di dalam Q.S An-Nisaa’ [4] ayat 20-21 dan 128-130, hadits Nabi Saw (HR. Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Nasa’i), Pasal 116 huruf (d), (g), (k)KHI mengatur mengenai nusyuz suami. Adapun kriteria nusyuz suami yaitu terdiri dari perbuatan suami yang tidak dibenarkan oleh syara’, salah satu yaitu kondisi ketidaksukaan suami terhadapistri. Nusyuz yang datang dari pihak suami memiliki akibat hukum yang dapat dirasakan oleh istri dan anak, akibat hukum nusyuz suami yang diterima istri dan anak sangat merugikan keduanya yaitu dijelaskan bahwa istri memberikan sebagian haknya atas suamiuntuk tidak dipenuhi dalam mencapai sebuah perdamaian agar tidak terjadinya perceraian, sedangkan terhadap anak hal ini dapat dilihat dari kasus yang terjadi di Bandar Lampung yaitu anak tidak mendapatkan haknya sebagai anak yang harus dipenuhi oleh ayahnya yaitu dalam hal pemeliharaan dan pendidikan. Upaya hukum penyelesaian nusyuz suami sebaiknya dilakukan dengan jalan perdamaian yang didahului dengan istri menasehati suami seperti yang dijelaskan dalam Q.S Al-Imran [3] :104 dan Q.S At-Tahrim [66] : 6, namun apabila tidak berhasil dan suami tetap melakukan nusyuz bahkan sampai membahayakan nyawa keluarga,maka istri dapat mengajukan gugatan cerai dengan jalan khulu’.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Perkawinan, Hak dan Kewajiban, Suami, Nusyuz |
Subjects: | K Law > K Law (General) |
Divisions: | Fakultas Hukum (FH) > Prodi Ilmu Hukum |
Depositing User: | NILLA NARG |
Date Deposited: | 23 May 2019 07:13 |
Last Modified: | 23 May 2019 07:13 |
URI: | http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/13091 |
Actions (login required)
View Item |