Niswati, Ainin and Sarno, - and Supriatin, Supriatin (2019) Pengeloaan Lahan Kering Masam. Sinopsis Kegiatan Talkshow "Faperta Berkarya" Radar TV Lampung, 18 April 2019. -. (Unpublished)

[img]
Preview
Text
Pengelolan Lahan Kering Masam Radar TV 2019.pdf

Download (322kB) | Preview

Abstract

Tanah masam merupakan tanah yang dominan dijumpai di daerah tropika basah, seperti Indonesia. Sebaran tanah masam di Indonesia cukup luas dan tanah ini banyak digunakan untuk budidaya pertanian, baik pertanian lahan kering (perkebunan, tanaman pangan, padi gogo, dll.) dan lahan basah (sawah). Sebaran lahan kering masam di Propinsi Lampung sekitar 2,65 juta ha atau sekitar 75% dari luas wilayah Propinsi Lampung. Secara alami lahan kering masam memiliki tingkat kesuburan yang rendah dan berbagai kendala jika digunakan sebagai lahan pertanian, seperti pH tanah yang rendah (pH 4,5 – 5,5), kandungan unsur hara dan bahan organik yang rendah, kelarutan alumnium dan besi yang cenderung berlebih sehingga dapat meracuni tanaman. Berbagai upaya perlu dilakukan untuk mengelola lahan kering masam agar lahan tersebut tetap berpotensi untuk digunakan sebagai lahan pertanian secara berkelanjutan. Beberapa teknik pengelolaan lahan kering masam antara lain: 1.Pengembalian bahan organik lokal seperti sisa-sisa tanaman hasil panen dan kotoran hewan ternak ke lahan pertanian dalam bentuk kompos, pupuk hijau atau pupuk kandang. Pemberian bahan organik bertujuan untuk meningkatkan kandungan bahan organik tanah, meningkatkan kandungan unsur hara tanah, mengurangi kelarutan aluminum dan besi yang bersifat racun bagi tanaman, membuat tanah menjadi gembur, dan meningkatkan populasi organisme tanah yang bermanfaat bagi tanah dan tanaman seperti cacing tanah dan mikroorganisme tanah. 2.Pemupukan yang berimbang. Pemberian pupuk NPK ke lahan pertanian dilakukan sesuai dengan dosis yang dibutuhkan oleh tanaman yang dibudidayakan (tidak berlebihan). Selain pupuk NPK, pemberian bahan organik juga mutlak dilakukan. Pemupukan berimbang bertujuan untuk meyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan tanaman dan mengurangi efek jangka panjang dari pemupukan NPK, antara lain penurunan pH tanah (tanah menjadi masam), menurunnya kandungan bahan organik dan unsur hara tanah yang lain, tanah menjadi keras dan pencemaran air dan tanah. 3.Pemberian kapur pertanian seperti dolomit (jika diperlukan). Pemberian kapur pertanian bertujuan untuk meningkatkan pH tanah dan menyediakan unsur hara kalsium (Ca) dan magnesium (Mg) bagi tanaman.

Item Type: Other
Subjects: S Agriculture > S Agriculture (General)
Divisions: Fakultas Pertanian (FP) > Prodi Ilmu Tanah
Depositing User: Supriatin . Supriatin
Date Deposited: 09 May 2019 01:54
Last Modified: 09 May 2019 01:54
URI: http://repository.lppm.unila.ac.id/id/eprint/11880

Actions (login required)

View Item View Item