KARAKTERISASI KELISTRIKAN AIR PAYAU DAN AIR SUNGAI SEBAGAI BAHAN ELEKTROLIT

  • SW Suciyati Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Lampung
  • Warsito Warsito Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Lampung
  • Amir S Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Lampung
  • Arif S Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Lampung
  • Giri AM Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Lampung
  • Gurum AP Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Lampung
Keywords: electrolyte, brackish water, electrode cell, LED intensity

Abstract

Abstrak

Air payau dan air sungai memiliki potensi sebagai sumber energi alternatif terbaharui. Studi kelistrikan mereka berhasil dilakukan menggunakan prinsip elektrokimia sel volta, yaitu dengan membuat pasangan elektroda disusun secara seri dalam 20 kotak persegi panjang. Elektroda yang dipakai adalah tembaga (Cu), dan seng (Zn), sedangkan sebagai elektrolit adalah larutan air payau dan air sungai. Karakteristik bahan elektrolit diketahui melalui pengukuran tegangan dan arus yang mengalir pada LED (1,2 watt) yang diletakkan pada rangkaian sel elektroda. Pengambilan data pengukuran dilakukan selama 3 hari dengan selang 2 jam.  Hasil pengukuran dan analisis untuk kombinasi elektroda Cu-Zn, menunjukkan air payau memiliki daya kelistrikan lebih besar daripada air sungai, dengan rasio 12,008 : 5,84 (hari pertama) dan 1,752 : 0,572 (hari ketiga). Nilai ini  juga menunjukkan bahwa air payau sebagai larutan elektrolit mampu menghasilkan energi untuk menghidupkan LED selama 72 jam  dengan nilai rata-rata intensitas LED yaitu 322,8 lux.

Kata-kata kunci: elektrolit, air payau, sel elektroda, intensitas LED

Abstract

Brackish water and river water have the potential as an alternative renewable energy source. Their electrical studies have been successfully conducted using the electrochemical principle of voltaic cells, by making electrode pairs arranged in series in 20 rectangular squares. Electrodes used are copper (Cu), and zinc (Zn), while as an electrolyte is some brackish water and river water. The characteristic of the electrolyte material is known by measuring the voltage and current flowing on the LED (1.2 watt) placed on the electrode cell circuit. Taking measurement data is done for three days with 2 hour interval. The results of measurement and analysis for Cu-Zn electrode combinations have shown that brackish water has greater electrical power than river water, with a ratio of 12.008: 5.84 (day one) and 1.752: 0.572 (third day). This value also shows that brackish water as electrolyte solution has been able to produce energy to turn on the LED for 72 hours with an average value of LED intensity of 322.8 lux. 

Keywords: electrolyte, brackish water, electrode cell, LED intensity

References

[1] G.Q. Chen and X.F. Wu, “Energy overview for globalized world economy: Source, supply chain and sink”. Renewable and Sustainable Energy Reviews, pp 735–749, 2016.

[2] Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, Materi Paparan Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral Rapat Koordinasi Infrastruktur Ketenagalistrikan. Jakarta. Kementrian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2015.

[3] A. Kadir. Energi Sumber Daya, Inovasi, Tenaga Listrik dan Potensi Ekonomi, Edisi Kedua, Universitas Indonesia, Jakarta, 1995

[4] Fariya, Siti dan Sri Rejeki, “SEACELL (Sea Water Electrochemical Cell) Pemanfaatan Air Laut Menjadi Cadangan Sumber Energi Listrik Terbarukan Sebagai Penerangan Pada Sampan”, Jurnal Sains dan Teknologi Instititut Teknologi Sepuluh November, 2015

[5] G.A. Pauzi, Encep Hudaya, Amir Supriyanto, Warsito, “Analisis Uji Karakteristik Elektrik Air Laut sebagai Sumber Energi Listrik Terbarukan”, Proseding SN SMIAP 2016, Universitas Lampung, 2016

[6] G.A. Pauzi, Jovizal Aristian, Amir Supriyanto, SW Suciyati, “Desain dan Aplikasi Sistem Elektrolit Air Laut Sebagai Sumber Energi Alternatif Berkelanjutan (Sustainable Energi)”, Jurnal Teori dan Aplikasi Fisika 05 (1), Januari Tahun 2017

[7] G.A. Pauzi, Ayu S.A., Dita Rahmayani., Nindi E.M., “Perhitungan Laju Korosi di dalam Air Laut dan Air garam 3% pada paku dan Besi ASTM 36”, Jurnal Ilmiah Penelitian dan Pembelajaran Fisika (Gravity), Jurusan Fisika FKIP Universitas Sultan Ageng Tirtayasa 2015

[8] Palapessy, Victor Rizal, Juliana Anggono, dan Soejono Tjitro. Studi Perbandingan Kinerja Anoda Karbon Paduan Aluminium dengan Paduan Seng dalam Lingkungan Air Laut. Jurnal Teknik Mesin Universitas Kristen Petra. 89-99, 1995.

[9] Anderson, MA., A Cudero and J Palma., “Capasitive deionization (CDI) as an electrochemical means of saving energi and delivering clean water”, Electrochimica Acta 55, 3845-3856, 2010

[10] Sudhakar, K, R. Ananthakrishnan, A. Goyal, and H. K. Darji. “A Novel Design Of Multi-Chambered Biomass Battery”. International Journal of Renewable Energi Development (IJRED,.pp. 31-34, 2013.

[11] Tebbutt, T.H.Y. Organic Geochemistry of Natural Waters. MrtinusNijhoff/Dr.W.Junk. Publ, Dordrecht, The Netherlands. 1992.
Published
2018-04-30