Di Lamtim, Tim PKM Unila Gelar Pelatihan Manajeman Perpustakaan Desa
JARRAKPOSLAMPUNG – Setelah di Kabupaten Pringsewu, Tim Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Lampung (Unila) menggelar Pelatihan Manajemen Perpustakaan Desa/Kelurahan di Era Revolusi Industri 4.0 di Desa Tanjung Kesuma dan Desa Taman Fajar, Kecamatan Purbolinggo, Kabupaten Lampung Timur, Jumat (28/08/2020).
Kegiatan pengabdian masyarakat tersebut terselenggara atas kerjasama Tim PKM Unila dan aparatur desa dan dihadiri oleh Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Lampung Timur, Syahrulsyah Lajir yang diwakilkan kepada Kepala Seksi Perpustakaan, Camat dari Kecamatan Purbolinggo, Kepala Desa Desa Tanjung Kesuma dan Desa Taman Fajar.
“Narasumber kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM) Universitas Lampung adalah Dosen Fakultas Hukum dan Fakulta Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dan Fakultas Teknik Universitas Lampung, Siti Khoiriyah, M.H dan Purwanto Putra, M.Hum, dan Yunita Kesuma, S.T., M. Sc,” kata salah satu peserta kegiatan.
Melalui rilisnya, Ketua Tim PKM Unila, Siti Khoriah mengatakan, kegiatan tersebut diikuti oleh peserta dari kedua desa selaku pengelola perpustakaan desa. Selain itu, juga hadir perwakilan sekolah-sekolah yang ada di kedua desa.
“Kegiatan ini dilaksanakan dengan menjalankan protokol kesehatan untuk mengantisipasi penyebaran covid-19,” ujarnya.
Kegiatan PKM Unila, lanjutnya, merupakan bentuk komitmen dari Unila dalam meningkatkan kapasitas sumber daya manusia (SDM) pengelola perpustakaan yang ada di desa, sekolah dan juga perpustakaan yang dibentuk oleh komunitas-komunitas warga.
“Ya, teknologi informasi yang berkembang di era revolusi industri 4.0 mempengaruhi banyak aspek kehidupan, termasuk pada bidang perpustakaan dan pengelola perpustakaan (pustakwawan) tak terkecuali pada lingkup yang paling kecil yaitu perpustakaan Desa/Kelurahan atau bahkan TBM (Taman Bacaan Masyarakat),” tutur mantan aktivis PMII itu.
Menurut Siti –sapaan akrabnya–, kegiatan yang digelar pihaknya bertujuan untuk membekali para pengelola perpustakaan desa dan masyarakat penggiat literasi. Harapannya, kata dia, masyarakat memiliki pengetahuan dan keterampilan pengelolaan perpustakaan secara mumpuni demi menjawab tantangan dan peluang ke depan dalam pemberian pelayanan prima kepada para pemustaka profesi di era disrupsi teknologi informasi.
Lebih lanjut, Purwanto Putra, M.Hum yang merupakan dosen Program Studi DIII Ilmu Perpustakaan dan Informasi di FISIP Universitas Lampung dalam pemaparannya menjelaskan, kegiatan semacam ini penting agar perpustakaan dapat memberikan pelayanan secara maksimal agar keberadaan dan eksistensi perpustakaan dapat bersaing dengan berbagai sumber informasi lainnya (digital) di era revolusi industri 4.0.
“Perubahan merupakan suatu keniscayaan, perpustakaan dan pengelola perpustakaan harus menghadapi hal tersebut dengan terus mengembangkan diri sebagai pustakawan dengan usaha-usaha memberikan pelayanan prima (service excellence) kepada pemustaka, menciptakan suasana perpustakaan yang kondusif, serta memberikan keteladanan dan menjaga nama baik lembaga dan kedudukannya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya,” tutur dia.
Di tempat yang sama Dosen Fakultas Teknik, Ibu Yunita Kesuma, S.T., M. Sc juga menyampaikan, menciptakan ruang-ruang yang indah dan yang menyenangkan untuk menambah kecintaan terhadap literasi juga perlu diciptakan untuk mendukung keindahan dan estetika serta warga masyarakat akan senang untuk hadir di ruang literasi tersebut.
“Langkah-langkah tersebut, mau tidak mau harus dilakukan institusi perpustakaan dalama hal ini perpustakaan desa/kelurahan dan para pengelola perpustakaan guna menjaga eksistensi dan kompetensi bidang kepustakawanan, agar tidak tergerus oleh kemajuan teknologi, terutama algoritma dari komputasi teknologi. Karena perpustakaan dan pengelola perpustakaan sejatinya adalah organisime yang tidak hanya bersifat teknis saja, namun institusi dengan profesi etis yang dapat menyirkulasikan, tidak hanya pengawal pengetahuan (the guardian of knowledge), tapi juga keteladanan kepada masyarakat,” papar dia. (***)